Namun, Menpar Arief menilai ada kelemahan dari kuliner Indonesia, yaitu tidak adanya national food. Menurutnya, di bawah Bekraf Soto memang ditetapkan sebagai national food, namun, berdasarkan realita di lapangan, Kemenpar akhirnya juga menetapkan national foods, yaitu Soto, Rendang, Nasi Goreng, Sate dan dan Gado-Gado.
Selain itu, Indonesia juga tidak memiliki destinasi wisata kuliner. Untuk mengatasinya, Kemenpar menetapkan tiga destinasi yang didorong untuk menjadi destinasi gastronomi standar UNWTO, yaitu Bali, Joglosemar, dan Bandung.
“Tahun 2018 ditargetkan Ubud di Bali sudah menjadi destinasi kuliner sesuai dengan standar UNWTO, kemudian di 2019 diikuti Bandung dan Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang). Lalu cara yang terakihir adalah melakukan Co-Branding dengan Restoran Indonesia Diaspora di mancanegara, dengan target 100, yang saat ini sudah ada 10,” terang Menpar Arief merinci.
Terkait wisata belanja, Menpar Arief yakin, kebijakan tax refund yang efektif akan menjadi daya tarik, khususnya bagi wisatawan mancanegara. Namun demikian, menurutnya, tax refund di Indonesia perlu diregulasi agar bisa bersaing di tingkat regional dan global.
Sistem pengembalian pajak bagi para wisatawan asing atau tax refund perlu dikaji.
"Dengan begitu, tax refund akan benar-benar menjadi daya tarik wisata belanja yang lebih mudah dipromosikan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP APPBI, Stefanus Ridwan S mengatakan, kehadiran kembali WICSF menunjukkan animo masyarakat Indonesia yang cukup tinggi. Penyelenggaraan WICSF 2018 bertujuan untuk mendorong reputasi Indonesia sebagai destinasi wisata kelas dunia.
“Dengan menghadirkan WICSF 2018, maka ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memperkenalkan negara sebagai destinasi belanja kelas dunia yang kaya budaya,” ujarnya.
Stefanus berharap WICSF dapat menjadi salah satu langkah strategis bagi sektor pariwisata Indonesia dalam meningkatkan angka transaksi dan kunjungan, dengan menjalin kerja sama yang lebih erat dengan Kementerian Pariwisata dan berbagai pemangku kepentingan industri pariwisata.
“WICSF dapat menjual pengalaman belanja dan kuliner menarik sambil mendukung perkembangan UMKM, serta memberikan kesempatan bagi UMKM untuk memperkenalkan produk mereka kepada khalayak yang lebih luas lagi,” katanya.