Yachter Australia Girang Jadi Joki Barapan Kebo di Festival Moyo

Minggu, 16 September 2018 | 15:00 WIB
Yachter Australia Girang Jadi Joki Barapan Kebo di Festival Moyo
Festival Pesona Moyo 2018. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Sungguh luar biasa. Momen yang tak bisa dilupakan. Seru, adrenalin terpompa, sangat menyenangkan. Saya ingin mencobanya lagi," ujar Max, seorang yachter asal Australia yang menjadi joki Barapan Kebo.

Max menilai, Barapan Kebo adalah tradisi unik. Ia terpacu untuk ikut mempromosikan Sumbawa sehingga wisatawan mancanegara lainnya dapat turut merasakan sensasi berwisata di Sumbawa.

"Pasti saya akan ceritakan. Biar semua tahu jika Sumbawa itu keren. Tradisinya unik. Pokoknya turis wajib datang dan menikmati Sumbawa," katanya.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Kebudayaan, Taufik Razen, menilai, Festival Pesona Moyo sangat tepat masuk dalam 100 Wonderful Event Kemenpar  2018, sebab sajiannya sangat berkelas.

Baca Juga: Festival Bahari Kepri Pamerkan Keindahan Laut pada Para Yachter

"Festival ini mampu menghadirkan pengalaman berbeda bagi wisatawan. Interaksi langsung dengan wisatawan yang datang tentunya membuat festival ini semakin berkelas. Kemasan ini jarang disuguhkan di festival pariwisata lainnya," ujarnya.

Taufik menambahkan, interaksi yang ada bukan sekadar memberikan hiburan bagi wisatawan, tapi juga sebagai media promosi yang efektif. Mereka akan menceritakan ini sekembalinya ke negara mereka. Bahkan mereka pun akan memposting ini di media sosial.

"Bayangkan efek dominonya. Turis akan semakin tertarik datang, karena saat ini, wisatawan berwisata bukan sekadar liburan saja, tapi juga mencari pengalaman. Ini harus dicontoh oleh daerah lainnya," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Area II Regional III Kemenpar, Hendry Noviardi mengatakan, sajian berkelas disuguhkan Festival Pesona Moyo 2018. Semua mengupas tuntas kekayaan adat Sumbawa, mulai dari Karnaval Pesisiran, pertunjukan seni tradisional seperti Sakeco, Saketa dan Bagero.

Ada juga pacuan kuda tradisional, Jelajah Alam Pulau Moyo, Ritual Melala Satu Muharam, Balap Sampan, Gebyar Pesta Jagung dan Rantok 1000 Denek, dan masih banyak yang lainnya, hingga penutupan pada 23 September 2018.

"Jadi mumpung masih ada waktu, silakan ke Festival Pesona Moyo 2018. Rasakan sensasi berbeda dari setiap suguhannya. Sekaligus memperkaya khasanah budaya kita," ujarnya.

REKOMENDASI

TERKINI