Suara.com - Event musik Soundrenaline 2018 yang digelar di Bali sudah usai akhir pekan lalu, Limp Bizkit yang tampil menjadi headliner di acara tersebut pastinya sudah membuat penonton yang hadir terpukau.
Bicara konser Limp Bizkit di Bali, atau konser-konser musik dimanapun, Anda barangkali termasuk orang yang kesal bilamana menyaksikan konser musik musisi idola, namun terhalang oleh ulah penonton lain yang sedang mengangkat ponsel. Kalau satu dua orang, it's ok, nah bagaimana jika hampir semuanya merekam dan mengangkat ponsel mereka?
Nah, banjir komentar pedas bagi penonton konser yang kerap angkat HP akhirnya terjadi baru-baru ini. Berkaca dari sajian di salah satu video Youtube Limp Bizkit Live Bali Soundrenaline. Terlihat di sana, hampir semua penonton mengangkat HP untuk merekam acara konser. hal ini lantas dikomentari oleh netizen.
Seperti komen pedas dari akun @thinkandthink, "Ngerekam terus. Nikmatin tuh konser. Males jdnya si Fred,"
Baca Juga: Sah, Menteri BUMN Angkat Ari Askhara jadi Dirut Baru Garuda
Akun @rekysanjaya juga sangat menyesalkan aksi penonton, "Hadeghhh... suruh lompat bro.. bukan RECORD RECORD....,"
"Lompat2 kawan... Hpmu kantongin duLu laahh," timpak akun @Cindy Ayu.
"Yg gk datang ya gitu comen nya..gtu Klo aq ya tetep lompat2," ujar akun lainnya.
Mengomentari penonton konser yang selalu angkat HP, pengamat musik Adib Hidayat ikut angkat bicara.
"Tak hanya penonton di Indonesia, di luar negeri juga banyak yang nonton konser sambil pegang HP, banyak akhirnya musisi yang jengah. Musisi tanah air misalnya, Glenn Fredly bahkan meminta penonton untuk menikmati konser dulu, mengajak penonton untuk kantongi HP dulu. Di luar negeri, Corey Taylor (Vokalis Slipknot) bahkan menampar HP penonton yang sedang merekamnya," ujarnya saat dihubungi Suara.com Rabu (12/9/2018).
"Ada plus minus menyikapi ini, pihak penyelenggara tentunya akan diuntungkan jika foto atau video yang direkam penonton konser yang datang, karena pasti banyak hashtag yang membuat sebuah acara viral karena banyak pengunjung ini menguploadnya di media sosial, baik Instagram, Youtube, dan sebagainya," seru Adib.
Baca Juga: Tekad Persib Amankan Posisi Puncak Klasemen Liga 1
Adib lebih menyoroti harusnya ada aturan yang lebih ketat ketika memasuki sebuah konser. Setiap penonton jika tidak ada larangannya, tentu menjadi hak mereka untuk memfoto atau merekam momen mereka datang ke sebuah acara atau konser.
"Penonton yang kurang bisa menikmati konser, harusnya diberi larangan. Seperti dalam konser Jack White beberapa waktu lalu, pihak penyelenggara melarang penonton untuk menggunakan ponsel, Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa nama besar musisi dunia juga bersatu di balik pesan sederhana untuk penggemar mereka saat konser, singkirkan ponsel Anda," seru Adib.
Klik next guys, masih seru lho ulasannya!
Selain konser Limp Bizkit di Bali, kejadian angkat HP saat konser memang banyak terjadi, Chris Martin pernah meminta Will, Guy dan Johnny berhenti memainkan intro lagu Charlie Brown dalam tour konser Coldplay, A Head Full of Dreams di Milan. Penyebabnya adalah penonton yang terlalu sibuk bermain handphone. Chris merasa para penonton lebih fokus merekam bandnya ketimbang ikut bernyanyi bersama.
Di tahun 2016, Gitaris Red Hot Chili Peppers, Josh Klinghoffer, memilih untuk tidak memainkan solo gitarnya saat sedang membawakan lagu Californication. Sebagai gantinya, ia merekam kelakuan para penonton dengan handphone-nya sebagai bentuk rasa jengah.
“When I see people holding machines up and obstructing the view of the people behind them, I get angry,” katanya kepada seorang penggemar.
Para artis saja bete jika banyak penonton konser musik seperti itu, apalagi penonton lain yang benar-benar datrang mau menikmati lagu.
Some of the best moments in life are better not be captured by a camera!
Pernah dengar quote di Atas? ternyata quote itu benar adanya, dan pernah diteliti. Menurut sebuah penelitian terbaru yang diteebitkan Journal of Experimental Social Psychology, seseorang yang hobi mengambil gambar saat travelling, justru bisa memperburuk kenangan seseorang dalam perjalanan mereka.
Untuk melihat hal tersebut, peneliti mengirim 129 orang untuk tur gereja di kampus Universitas Stanford. Beberapa mengambil foto untuk dibagikan ke media sosial, sementara yang lain hanya mengunjungi.
Seminggu kemudian, mereka diminta menuliskan semua yang mereka ingat tentang gedung itu. Hasilnya, mereka yang mengambil gambar mengingat lebih sedikit rincian tempat itu dibandingkan mereka yang hanya mengunjungi tanpa sibuk dengan ponsel mereka.
Alasannya, kata peneliti, mengambil foto untuk media sosial seakan mengarahkan orang untuk berpikir secara dangkal tentang apa yang mereka lihat, seperti memikirkan berapa banyak yang akan menyukai foto yang mereka posting.
Hal ini membuat mereka tidak sepenuhnya hadir untuk membuat kenangan. Alasan lainnya, berjalan, menyerap informasi, dan mengambil foto membutuhkan multitasking yang membuat seseorang kurang fokus dengan apa yang mereka lihat.
So, balik lagi, jika Anda menonton konser musik, Anda penonton yang mana? menikmati konser musik, atau sibuk berburu momen untuk mejeng di insta story?