Aktivitas Belanja Makanan Secara Online Kian Menjadi Tren

Kamis, 06 September 2018 | 17:00 WIB
Aktivitas Belanja Makanan Secara Online Kian Menjadi Tren
Belanja online [Suara.com/Dinda]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Untuk urusan belanja, banyak orang mulai beralih dari aktivitas belanja konvensional dengan cara mendatangi toko fisik di beragam lokasi (offline) ke belanja secara digital (online). Konsumen dapat membeli apa pun, kapan pun, dan di mana pun langsung dari handphone mereka. 

Termasuk aktivitas belanja makanan dan minuman secara online (e-grocery), yang kini dipandang sebagai transformasi e-commerce yang lebih luas. Cara belanja e-grocery pun kian digemari di seluruh dunia sesuai dengan hasil riset Tetra Pak Index 2018.

Communications Manager Tetra Pak Indonesia, Gabrielle Angriani, mengungkap e-grocery telah dipandang sebagai cara belanja baru yang menyegarkan bagi konsumen, terutama bagi mereka yang terbiasa dengan belanja pangan secara offline. 

Jenis produk yang tersedia dan dapat diakses secara online kurang lebih sama dengan yang ditawarkan di toko-toko, termasuk makanan dan minuman dalam  kemasan. 

Baca Juga: Berikut Daftar Pemain Timnas Indonesia untuk Hadapi Mauritius

"Berdasarkan riset Tetra Pak Index di Indonesia, sebanyak 1,2 persen konsumen di Jakarta telah berbelanja pangan secara online pada tahun 2016 dan angka ini diharapkan untuk terus tumbuh hingga 5,4 persen pada tahun 2030," jelas dia melalui siaran pers yang diterima suara.com.

Sementara itu, kegiatan belanja di pasar tradisonal mungkin akan menurun pada tahun 2030 menjadi 46,6 perseb dari sebelumnya di angka 56,3 persen.

Selain membahas tentang tren e-grocery, hasil riset Tetra Pak Index juga memberikan wawasan tentang empat faktor utama yang mempengaruhi pasar e-grocery, di antaranya yaitu, kemudahan, teknologi dan kinerja yang terus mengubah rantai pasokan (supply chain), terutama dalam hal kecepatan pengiriman barang, serta konsep keberlanjutan, dimana konsumen mulai peduli akan pentingnya menggunakan produk dari perusahaan yang peduli akan isu lingkungan hidup.

"Seperti termasuk isu penggunaan plastik daur ulang yang menjadi sorotan utama belakangan ini, dan alasan personal dan unik, yang berupaya menghadirkan produk yang dapat dipersonalisasi bagi pembeli sebagai pembeda dari produk lainnya di pasaran, serta untuk meningkatkan loyalitas dan penjualan," jelasnya.

Riset tersebut juga membuktikan bahwa daya tahan dan efisiensi kemasan menjadi persyaratan penting dalam kegiatan belanja online. Bahkan hasil riset pun menunjukkan bahwa kemasan yang efisien secara berat maupun ruang dapat memberikan pengurangan volume transportasi sebesar 30-50 persen.

Baca Juga: Sandiaga Ngakak Lihat di KTP Jadi Wakil Gubernur Seumur Hidup

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI