Suara.com - Kapal Phinisi adalah cermin kehebatan bahari Indonesia yang sangat melegenda.
Buat kalian yang ingin mengetahui kehebatan kapal ini, silakan datang ke Festival Phinisi 2018, di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, festival ini akan menarik, karena pernah menjadi bagian Indonesia sebagai negara bahari dan memiliki sejarah melaut yang andal.
“Ini bukan featival baru, karena sudah 9 kali dilaksanakan. Festival ini sangat bagus, karena merefleksikan kehebatan bangsa Indonesia di masa lalu. Selain itu, festival ini juga menyajikan ritual adat, yaitu Annyorong Lopi lengkap dengan parade budaya, sport tourism, hingga petualangan,” tuturnya, Senin (3/9/2018).
Menpar menambahkan, Bulukumba telah diperkuat aspek 3A (amenitas, aksesibilitas, dan atraksi), sehingga wisatawan tidak perlu ragu untuk berkunjung.
“Aspek 3A Bulukumba luar biasa. Wisatawan bisa menikmati beragam atraksi terbaik yang ditawarkan. Alam dan budayanyaluar biasa, lengkap dengan konsep sport tourism dan adventure. Aksesibilitas dan amanitiasnya banyak pilihannya. Wilayah ini juga penghasil kuliner terbaik dengan cita rasa nikmat,” katanya.
Kehebatan Kapal Phinisi juga diungkapkan Ketua Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuty.
“Kapal Phinisi demikian mendunia. Wonderful Indonesia bahkan menggunakannya sebagai ikon dalam setiap pameran di luar negeri. Meski terbuat dari kayu, kapal ini sangat eksotis dan kuat. Festival Phinisi 2018 dijamin akan spektakuler,” ungkap Esthy.
Festival Phinisi digelar 13-16 September 2018. Festival ini dihelat di Kawasan Pantai Tanjung Bira, Bontobahari, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Ada 13 sub event yang bisa dinikmati.
“Wilayah Bulukumba dan Sulawesi Selatan (Sulsel) pada umumnya kaya dengan budaya dan alam. Semua sangat khas dan istimewa. Pastikan event ini tidak terlewatkan,” katanya.
Kemeriahan Festival Phinisi sendiri bisa dinikmati lebih awal. Bertempat di Donggia, Desa Kahayya, Senandung Kopi Kahayya dan Kahayya Trail Adventure Sesi I dirilis mulai 8-9 September.
Ritual pengantar festival ini menyajikan kehangatan dan keharuman Kopi Kahayya. Sub event ini pun lengkap dengan parade seni dan budaya khas wilayah Kahayya, Kindang, Bulukumba.
Menjadi rangkaian Festival Phinisi, Sendratari Samindara pun dirilis masyarakat Lembang, Salemba, Ujung Loe, Senin (10/9/2018). Samindara adalah legenda rakyat Bulukumba.
Narasi yang akan dibawakan "Cinta di Antara Dua Saudara Kandung, Samindara dan Baso Kunjung Barani".
Kekayaan budaya Bulukumba semakin ditegaskan dengan pagelaran Seni Dato Tiro. Pagelaran ini bercerita soal asal masuknya Islam di Bulukumba.
Seni Dato Tiro bisa dinikmati di Pantai Samboang, Bontotiro, Selasa (11/9/2018).
Sub event juga akan diramaikan dengan lomba pacuan kuda, lomba membuat patung pasir, hingga lomba layang-layang tradisional.
“Festival ini memiliki rangkaian agenda yang panjang. Kemeriahan pun sudah digelar sebelum opening ceremony. Rangkaian agenda ini menjadi peluang terbaik bagi wisatawan untuk mengenal Bulukumba lebih jauh,” kata Esthy lagi.
Upacara pembukaan Festival Phinisi baru dilakukan Kamis (13/9/2018), di Tanah Lemo, Bontobahari. Di sini akan dda Phinisi Trip dan Parade Perahu Tradisional yang diikuti 10 kecamatan di Bulukumba dan wilayah lain di Sulsel. R
ute yang ditempuh memiliki view indah dengan start di PPI Bonto Bahari, lalu finish di Pantai Tanjung Bira.
Pada hari yang sama, Festival Phinisi juga menggelar lomba layang-layang. Lomba dipusatkan di PPI Bonto Bahari.
Registrasi dibuka pukul 10.00 Wita dan perlombaan dimulai satu jam berikutnya. Pengumuman juara dilakukan pukul 14.00 Wita.