Solo International Performing Art, Wadah bagi Para Pecinta Seni

Kamis, 30 Agustus 2018 | 18:00 WIB
Solo International Performing Art, Wadah bagi Para Pecinta Seni
Solo International Performing Art (SIPA) 2018. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang seniman selalu memiliki cara unik untuk berpesta. Bukan kemegahan yang mereka tampilkan, melainkan karyanya yang luar biasa.

Kalau tidak percaya, datang saja ke Kota Solo, Jawa Tengah. Di sana, ada Solo International Performing Art (SIPA) 2018, yang akan digelar di Benteng Vastenburg, 6-8 September 2018.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan, SIPA 2018 akan menjadi "pekan raya" para pencinta seni pertunjukan. Selama 3 hari, pengunjung akan dimanjakan tontonan yang menakjubkan di panggung yang spektakuler.

"SIPA merupakan pertunjukan yang menghadirkan berbagai mahakarya seni budaya dari berbagai belahan dunia. Perhelatannya selalu dinanti, bukan saja oleh pencinta seni dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. SIPA semakin mempertegas Solo sebagai kota seni dan budaya," ujarnya, Selasa (29/8/2018).

Solo International Performing Art (SIPA) 2018. (Dok: Kemenpar)
Solo International Performing Art (SIPA) 2018. (Dok: Kemenpar)

Menginjak tahun penyelenggaraan ke-10, SIPA 2018 mengusung tema “We Are The World-We Are The Nations”. Tema tersebut menjadi pesan moral yang akan digelorakan di panggung pertunjukan.

“Biarlah perbedaan bahasa, warna kulit, adat dan tradisi dan bangsa  menjadi satu dalam kekuatan kebersamaan,” demikian maksudnya.

SIPA selalu melibatkan seniman lintas benua, Asia, Australia, Eropa, Afrika dan Amerika. Setiap sajian selalu kolosal, dengan memanfaatkan panggung spektakuler, dengan panjang 20 m dan lebar 16 m. Panggung ini pun akan menjadikan Benteng Vastenburg yang sebagai latarnya.

Selain panggung utama yang menyajikan aneka kesenian, SIPA 2018 juga menghadirkan bazar yang buka mulai sore sampai malam hari selama acara digelar.

Ada 30 stan yang ikut berpartisipasi, mulai dari bazar non kuliner, pameran produk, distro batik, handcraft hingga stan khusus kuliner yang akan menjual makanan dan minuman khas dari Solo ataupun di luar Solo.

"Jangan lupadengan upacara pembukaan dan penutupannya yang selalu megah dan mewah. Diwarnai dengan koreografi yang indah, kembang api yang hingar-bingar, serta melibatkan pula ribuan penonton," ucap menteri asal Banyuwangi tersebut.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata, Sumarni, ikut memuji penyelenggaraan SIPA 2018. Menurutnya, SIPA secara konsisten memberikan  event seni yang berkelas.

"Terbukti, SIPA telah menjadi pelaksanaan yang ke-10 kalinya dan rutin setiap tahun digelar. Selain itu, selalu mampu menyedot wisatawan untuk datang menikmatinya, sehingga SIPA masuk ke dalam Top 100 Calendar of Event Wonderful Indonesia," ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Bidang Pemasaran Area I, Wawan Gunawan mengatakan, SIPA merupakan cerminan seni budaya Indonesia. Semangatnya tak sekadar memfungsikan seni pertunjukan untuk persoalan kesenian saja, namun seni pertunjukan.

Solo International Performing Art (SIPA) 2018. (Dok: Kemenpar)
Solo International Performing Art (SIPA) 2018. (Dok: Kemenpar)

"SIPA berfungsi sebagai ruang pertemuan beragam seni pertunjukan dari berbagai latar belakang budaya. Sudah selayaknya SlPA tak hanya berbicara tentang persoalan panggung pertunjukan di wilayah budaya, tetapi juga menyuarakan kebersamaan," ujar Wawan,  yang juga Dalang Wayang Ajen itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI