Selain Rossa, malam puncak festival ini juga menampilkan pertunjukan lain. Di antaranya tarian tradisional dan musik bambu yang menjadi khas Kalimantan Selatan.
Sebelumnya juga ada pawai budaya, parade acil atau ibu-ibu jukung pasar terapung. Bahkan ada lomba masak di tengah sungai Martapura.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kalsel, Heriansyah, pihaknya tengah gencar mengembangkan pariwisata berbasis sungai. Menurutnya, banyaknya sungai yang ada di Kalsel bisa memberikan dampak perekonomian bagi masyarakat bila dikemas dalam atraksi wisata.
"Pariwisata berbasis sungai ini membuka lapangan kerja baru. Kapal-kapal yang dimiliki masyarakat bisa digunakan membawa wisatawan menyusuri sungai dengan pemandangan menarik. Suasana pasar terapung yang unik juga menjadi daya tarik tersendiri," ujar Heriansyah.
Sebab itu, lanjutnya, selain membenahi destinasi-destinasi wisata sungai di Banjarmasin, atraksi-atraksi wisata juga diperbanyak. Promosi pun juga mulai digencarkan.
"Kami berterima kasih pada Kementerian Pariwisata yang sudah mendatangkan Rossa ke sini. Kapasitas Rossa luar biasa. Ke depan, kita juga akan mengupayakan digelar pertunjukan musik yang panggungnya di atas air sungai,” pungkasnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, juga semakin percaya diri, pariwisata Kalsel akan semakin berkembang. Potensi pariwisata Kalsel yang luar biasa harus terus dipromosikan melalui event-event besar seperti ini.
"Aksesibilitas sudah semakin baik. Banjarmasin punya Bandara Syamsudin Noor yang oke. Amenitasnya juga semakin oke. Festival Budaya Pasasar Terapung akan menjadi trigger untuk destinasi lain di Kalsel. Sukses untuk acara Festival Budaya Pasar Terapung di Kalsel. Salam Pesona Indonesia," ujarnya.