“Nah, ini juga suatu hal yang menarik untuk diperhatikan. Makanya dalam rombongan trip ini juga ada Profesor Tukirin, juga beberapa ahli pemerhati vulkanologi. Kita berharap dapat ilmu yang berkaitan dengan Gunung Anak Krakatau,” katanya.
Ia mengatakan, kunjungan ini bisa membuat masyarakat mendapatkan informasi yang benar terkait Gunung Anak Krakatau.
“Selain itu, kita berharap Gunung Anak Krakatau bisa menjadi tujuan wisata yang eksklusif. Dalam arti, harus memiliki izin tertentu. Di luar negeri, ada gunung berapi dinikmati oleh masyarakat. Saat ini, Gunung Anak Krakatau berupa cagar alam dan hanya bisa untuk penelitian dan studi observasi berkaitan dengan vulkanologi. Tapi kita berharap, di kemudian hari dapat berubah menjadi taman wisata alam,” katanya..
Tahun ini, Festival Krakatau memasuki tahun pelaksanaan ke-28. Kemasan event kali ini berbeda dengan yang sebelumnya, karena penyelenggara memasukkan seminar internasional, ada juga musik jazz rock, kemudian kegiatan bekerja sama denga ICA, dan ASITA.
Baca Juga: GenPI Lampung akan Ikut Hebohkan Festival Krakatau
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengapresiasi Lampung Krakatau Festival. Menurutnya, gunung legendaris ini adalah daya tarik.
“Dibutuhkan atraksi yang bisa mendatangkan wisatawan. Atraksi tersebut diwadahi oleh Festival Krakatau dan festival ini punya potensi luar biasa untuk maju,” paparnya