Hal kedua adalah, Anda sudah menyiapkan rencana apa yang harus dilakukan ketika Anda merasa hal yang akan Anda jalani tidak terlalu baik untuk Anda lakukan.
Ketika kita membuat resolusi, kita sepenuhnya dituntut dan termotivasi. Namun, seiring berjalannya hari, hal-hal dan motivasi kita bisa mendadak hilang. Jadi, sebelum Anda memulainya, tanyakan pada diri Anda pertanyaan-pertanyaan berikut, yang dicantumkan oleh Adam:
Apa alasan saya gagal di masa lalu?
Kapan saya akan memiliki waktu tersulit yang melekat pada rencana saya?
Kapan saya paling mungkin memberi diri saya "izin" untuk menghentikan kebiasaan baru saya?
Apa yang biasanya saya katakan pada diri saya ketika saya benar-benar ingin menyerah?
Terakhir, hapuskan tekad. Ya, setiap kali kita berbicara tentang kebugaran, kita pasti berbicara tentang tekad dan kekuatan kehendak seseorang untuk mencapai tujuannya. Namun, Adam membawa gambaran konsep 'precommitment'. Sangat mungkin bahwa ketika seseorang mencapai lebih dekat ke tujuannya, tekadnya semakin tipis.
Baca Juga: Liburan Usai, Ini Harapan Pelatih Persib
Untuk memastikan bahwa itu tidak terjadi, ubahlah diri Anda yang menjadi sasarannya. Mari kita pahami ini dengan sebuah contoh. Katakanlah, Anda memiliki resolusi untuk bermeditasi setiap malam sebelum tidur, namun internet malah menghabiskan seluruh waktu Anda.
Apa yang harus Anda lakukan adalah Anda bisa membuat aturan untuk mematiksn wifi setelah pukul 21:00. Ini akan mengharuskan Anda untuk melakukan meditasi karena Anda tidak punya pilihan lain.
"Caranya ada membuat keputusan yang mengunci untuk menjadi pilihan. Dan akhirnya, yang terjadi adalah Anda terhindar dari godaan dan membuat tekad tidak ada masalah," kata Adam.