Sanur Village Festival 2018 mentranformasi Pantai Matahari Terbit, layaknya panggung seni yang megah.
Bukan hanya itu, festival yang diselenggarakan pada 22 - 26 Agustus ini menampilkan beragam atraksi yang super lengkap, seperti atraksi seni budaya, sport tourism, hingga penanaman nilai-nilai positif dalam melestarikan lingkungan, seperti surfing competition, beach clean up & tree planting, cartoon exhibition, photography contest & exhibition, paiting exhibition, lomba jukung, food festival, coral plantation, music and culture show, fashion show, peluncuran buku ‘Sanur, Merawat Tradisi di tengah Modernitas’ dan sejumlah kegiatan lainnya.
Ariefmengatakan, Sanur merupakan salah satu destinasi wisata yang dapat dijadikan contoh pariwisata berbasis masyarakat di Indonesia atau "community based tourism".
"Daerah lain, bahkan kami minta ke sini. Yayasan Pembangunan Sanur sangat membantu menjadikan Sanur sebagai pariwisata berbasis komunitas. Sanur Village Festival adalah salah satu keberhasilan itu ," ucapnya.
Baca Juga: Turis Saksikan Pelepasan Tukik di Sanur Village Festival 2018
Ramainya wisatawan membuat Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata, Ricky Fauzi gembira. Sebagai pintu gerbang pariwisata Indonesia, Bali selalu mampu menunjukkan atraksi yang mempesona.
"Sanur Village Festival 2018 semakin menegaskan Bali sebagai salah satu destinasi terbaik di dunia. Sajian budaya yang luar biasa disajikan lengkap di event ini. Semua ini dibalut dengan pesona alamnya yang luar biasa. Pokoknya nyesel yang tidak sempat datang menyaksikan event ini," kata Ricky.
Sementara itu, Ketua Umum Sanur Village Festival, Ida Bagus Gde Sidharta Putra mengatakan, tahun ini, festival mengangkat tema "Mandala Giri". Tema ini merupakan semangat pemikiran untuk memusatkan perhatian kembali kepada Gunung Agung, sebuah refleksi bersama akan kekuatan dari Sang Pencipta.
"Ketika aktivitas vulkanik Gunung Agung meningkat pada November 2017 dan berulang kali erupsi hingga saat ini, adalah kenyataan yang memberikan refleksi dalam hal kemanusiaan, persaudaraan, dan pendekatan terhadap alam. Ini yang ingin kita tampilkan, selain atraksi wisata," kata Ida Bagus Gde Sidharta Putra, yang juga juga Ketua Badan Promosi Pariwisata daerah (BPPD) Kota Denpasar itu.