Suara.com - Fenomena industri 4.0 yang telah lama digaungkan, kini telah benar-benar kita dijalani. Keseharian kita dan semuanya kini terintegrasi dengan sistem teknologi yang rapih dan juga masif. Salah satu yang sering disebutkan berkaitan industri 4.0 tersebut adalah digantinya sumber daya manusia dengan robot untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Seperti yang dilakukan oleh Spyce, restoran asal Massachusetts, Amerika Serikat, yang mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan teknologi robot untuk melayani para pelanggan.
Dalam beberapa dekade terakhir, sejumlah negara seolah berlomba-lomba menciptakan teknologi mutakhir yang bertujuan mempermudah pekerjaan manusia di masa mendatang. Salah satunya dengan mengembangkan teknologi robot.
Selain memotong anggaran dana yang diperlukan untuk membayar gaji pekerja manual. Biaya maintenance atau perawatan robot memang cenderung lebih murah, dan tentunya dapat bekerja dalam jangka waktu yang lebih lama. Perkembangan teknologi inilah yang kini dilirik oleh berbagai perusahan, termasuk dalam sektor kuliner.
Dilansir melalui business insider, Jumat (24/8/2018) dengan bantuan para insinyur ternama seperti Michael Farid dari MIT, Kale Rogers, Luke Schlueter, Brady Knight, serta koki berbintang Michelin Daniel Boulud, mereka membuka Spyce di Washintong Street, Boston, di mana sebagain besar pegawainya merupakan robot-robot berteknologi canggih.
Baca Juga: Gerindra Sesalkan Jokowi Minta Perwira TNI Promosikan Pemerintah
Para pelanggan dapat memesan makanan melalui komputer layar sentuh. Lalu, salah satu ‘pekerja’ dari total tujuh robot yang disiapkan akan memasak setiap pesanan makanan dalam hanya kurun waktu tiga menit saja. Kendati demikian, restoran ini masih mempekerjakan tiga karyawan manusia yang bertugas menyajikan makanan ke meja pengunjung, serta memandu mereka dalam memesan makanan.
Boulud yang memiliki tujuh restoran di New York City dan enam di sejumlah negara bagian di Amerika, mengaku telah berinvestasi cukup besar dalam mengembangkan Spyce. Koki Prancis berusia 63 tahun itu mendengar ide restoran robot tersebut setelah mendapatkan email yang dikirimkan oleh Farid, Rogers, Schlueter, dan Night. Mereka mengirimkan sebuah video berisi prototipe ‘dapur robot’ yang mereka bangun sendiri di ruang bawah tanah rumah mereka.
“Fast food (makanan cepat saji) harus diolah secara sehat, dengan bahan-bahan lokal, dan harganya pun harus terjangkau. Spyce di Boston adalah salah satu contoh terbaik yang menggambarkan generasi baru dalam industri kuliner,” tutur Boulud.
Tidak hanya itu, dengan adanya robot ini, pekerjaan-pekerjaan yang tadinya bisa dikerjakan esok hari, kini bisa disiapkan pada malam sebelumnya. Ini membuat para kru tidak harus datang tepat pukul 7 pagi.
"Sebelum kru pulang, mereka kini bisa menyiapkan lunch product pada malamnya. Ini tentunya memangkas waktu 3 jam lamanya untuk sebuah proses roasting," demikian laporan jurnal.
Baca Juga: Media Lokal Korea Sesumbar Keluhan Kualitas Wisma Atlet