Suara.com - Jangan pernah melupakan sejarah. Mungkin itu gambaran yang tepat untuk event Festival Pacu Jalur 2018.
Yup, kegiatan di Kuantan Singingi, Riau, memang sarat nilai sejarah. Acaranya sudah pasti seru. Tak heran jika event ini masuk dalam Calendar of Event Kementerian Pariwisata.
Biar kalian tidak penasaran, yuk, kita mengenal lebih dekat Pacu Jalur. Pacu Jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional khas daerah Kuantan Singingi.
Perahu yang digunakan terbuat dari kayu gelondongan. Oleh masyarakat sekitar, sering disebut jalur.
Baca Juga: Jual Wonderful Indonesia di Singapura, Kemenpar Raup Rp 180 M
Panjang perahu atau jalur yang digunakan, berkisar 25 - 40 m. Dalam satu perahu, jumlah atlet sekitar 40 orang.
Biasanya, festival ini diikuti oleh ratusan perahu dan melibatkan beribu-ribu atlet dayung. Konon, kegiatan Pacu Jalur telah berlangsung sejak tahun 1900-an.
Maklum, saat itu perahu adalah transportasi utama dan menjadi andalan masyarakat Kuantan Singingi dan untuk melestarikanya, dibuatlah Festival Pacu Jalur.
"Festival Pacu Jalur ini sarat nilai. Ada banyak pesan yang ingin disampaikan tahun ini. Hal ini pun sangat menginspirasi. Bagaimanapun, Festival Pacu Jalur tersebut merupakan event yang besar," ujar Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, Selasa (21/8/2018).
Tahun, ini, festival akan digelar 29 Agustus - 1 September 2018, di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, Kuantan Singingi, Riau. Logo resmi kegiatan sudah rilis Jumat (10/8/2018), dengan latar belakang Bendera Merah Putih, logo ini lengkap dengan perahu, angka filosofi, dan tema festival.
Logo juga menyertakan sejumlah angka dan tentunya, filosofinya. Angka 73 misalnya, menjadi cerminan HUT ke-73 RI, sedangkan angka 115 mengisyaratkan Festival Pacu Jalur 2018 ini sudah dilestarikan sejak ratusan tahun silam.