Suara.com - Festival Teluk Ambon 2018 dijamin lebih glamor. Selain parade budaya, festival ini juga menyiapkan berbagai lomb, dengan hadiah total mencapai ratusan juta rupiah.
“Festival Teluk Ambon luar biasa. Festival ini selalu memanjakan siapapun yang terlibat di dalamnya. Bukan hanya sekadar menginspirasi dengan beragam parade seni budaya, tapi juga selalu ada kejutan yang menggembirakan,” ungkap Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, Senin (12/8/2018).
Festival Teluk Ambon akan digelar 18-20 Agustus 2018. Beragam parade seni budaya pun akan ditampilkan. Festival ini menjadi salah satu upaya Maluku untuk merealisasikan target 25.000 kunjungan wisman sepanjang 2018.
Untuk wisnus, targetnya mencapai 150.000 orang.
Baca Juga: Pelari dari Berbagai Negara Akan Meriahkan Festival Biak 2018
“Maluku memiliki potensi besar sebagai destinasi. Festival ini menjadi branding terbaiknya,” katanya lagi.
Festival Teluk Ambon akan menggelar sedikitnya lima jenis lomba. Total hadiah yang ditawarkan sangat menggiurkan, mencapai Rp 244,5 juta. Hadiah terbesar akan diberikan untuk Lomba Arumbae Manggurebe, yaitu mencapai Rp 165 juta.
“Hadiah yang ditawarkan festival ini sungguh fantastis, karena mencapai ratusan juta rupiah. Daya tarik yang ditawarkan pasti bagus. Peluang untuk mendapatkan inkam melalui festival ini tentu harus bisa dioptimalkan dengan baik,” tutur Menpar.
Arumbae Manggurebe adalah potret keseharian masyarakat di Maluku, yang menjadi gambaran kehebatan masyarakat Maluku dalam mengarungi lautan. Filosofi yang ingin disampaikan sangat besar.
Laut, bagi masyarakat di Maluku menjadi bagian dari kehidupan, terutama Suku Tanimbar yang menjadi leluhur di sana. Suku Tanimbar berhasil melewati perjuangan sulit saat melintasi samudera. Lomba Manggurebe Arumbae rencananya akan diikuti 11 kabupaten/kota di Maluku.
Baca Juga: Suguhkan Musik di Suhu 3 Derajat Celcius, Dieng Festival Sukses!
“Ada banyak inspirasi yang diberikan oleh Festival Teluk Ambon. Keberadaan Manggurebe Arumbae ini demikian fenomenal. Sebab, semangatnya memang hidup dalam masyarakat Maluku hingga hari ini,” jelas Menpar lagi.