Suara.com - Destinasi digital milik GenPI Jawa Tengah, Pasar Karetan, memang luar biasa. Berbagai terobosan terus dilakukan.
Terobosan terbaru adalah mengembangkan Nomadic Market, yang direspons masyarakat secara luar biasa.
Pengenalan Nomadic Market dilakukan saat Festival Cheng Ho 2018, di Semarang, Minggu (12/8/2018).
“Konsep Nomadic Market cukup menjanjikan. Banyak followers Pasar Karetan yang datang ke Festival Cheng Ho. Mereka membaur dengan wisatawan lainnya di sana,” ujar Juragan Pasar Karetan Mei Kristianti, Senin (13/8/2018).
Baca Juga: Hari Ini, Destinasi Digital Pasar Cijaringao Soft Opening
Di Festival Cheng Ho, Nomadic Market Pasar Karetan berada di Sam Po Kong, Simongan, Semarang. Mei mengatakan, selain warga Semarang, wisatawan mancanegara pun tertarik dengan keunikan yang ditawarkan.
“Banyak wisman yang datang ke Pasar Karetan. Festival ini ramai oleh wisatawan Tiongkok yang jumlahnya sekitar 7 ribuan orang. Kalau total semua pengunjung, mungkin mencapai angka 10 ribu orang,” tutur Mei lagi.
Di Pasar Karetan, penyelenggara hanya menyertakan sampel pasar melalui lima lapak. Namun, lapak-lapak ini tetap menyajikan sajian khas Pasar Karetan, seperti Gubuk Kopi, Kafe Telo, Bakul Jenang, Tahu Campur, hingga Bakso Batok Mlumah.
Menurut Mei, Nomadic Market menjadi treatment terbaik untuk mengatasi kejenuhan market.
“Para netizen ini, pada prinsipnya mudah bosan. Berbagai inovasi kreatif harus terus kami lakukan. Nomadic Market cukup efektif memberikan suasana baru bagi mereka. Hal ini pun terbukti dengan positifnya pembukaan pasar di Festival Cheng Ho,” lanjutnya.
Hanya saja, Pasar Karetan dihadapkan pada dilema. Karena mengalami keterbatasan tenaga, venue di Radja Pendapa Camp, Desa Segrumung, Meteseh, Boja, Kendal, pun sementara ditutup.
“Saat ini, pasar di Segrumung diistirahatkan, karena keterbatasan tenaga. Kami juga ada rencana untuk mencari sponsor, karena Nomadic Market sangat menjanjikan,” tutur Mei.
Kini Pasar Karetan siap membidik venue baru, yaitu Taman Wisata Puri Maerokoco. Rencananya program ini akan rilis Minggu depan.
Mei menerangkan, Puri Maerokoco memiliki venue yang eksotis, tapi masih sepi pengunjung.
“Pasar Karetan akan berada di Maerokoco Minggu depan. Tempat di sana bagus, tapi sayangnya sepi. Ini menjadi kesempatan kami untuk mengujicoba kekuatan followers Pasar Karetan. Kami berharap, para followers ini ikut berkunjung ke Maerokoco. Suasana di sana akan benar-benar baru, jadi tidak membosankan.Kami akan berada di Maeokoco sekitar 2 bulan,” terang Mei.
Rencananya, konsep tradisional Pasar Karetan akan diterapkan secara utuh pada Taman Wisata Puri Maerokoco. Nantinya, Puri Maerokoco bisa meneruskan konsep destinasi digital dari Pasar Karetan.
Baca Juga: Destinasi Digital Pasa Sago Siap Launching 5 Agustus 2018
Melihat potensi besar, Pasar Karetan bahkan siap mengembangkan market di luar kota. Staf Khusus Menpar Bidang Komunikasi dan Media, Don Kardono mengatakan, konsep ini terbuka bagi pasar lainnya.
“Pasar Karetan cukup mulus menjalankan inovasi baru Nomadic Market. Hal ini sesuai dengan analisa awal. Bagaimanapun, audience Pasar Karetan sangat mobile,” katanya.
Konsep Nomadic Market pun mendapat apresiasi dari Manteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya. Ia mengungkapkan, Nomadic Market menjadi kombinasi terbaik untuk mengurai kejenuhan pasar.
“Inovasi yang dilakukan Pasar Karetan harus dipuji. Ini bagus untuk ke depannya. Mereka juga ikut menghidupkan destinasi lain,” tutupnya.