Suara.com - Vera Anggraeni yang lebih populer dengan label fashion Vera Kebaya ini akan memamerkan koleksi kebaya dengan tajuk 'Merajut Nusantara' pada Rabu, 15 Agustus 2018 mendatang di Raffles Jakarta.
Kekayaan budaya dan tradisi pernikahan tradisional Indonesia yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, menjadi sebuah inspirasi bagi karya terbaru Vera Anggraini, desainer yang dikenal dengan kebaya klasiknya ini.
Koleksi yang sengaja dibuat untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke 73 ini dirancang dengan sangat khusus oleh Vera.
"Di show ini semua yang ditampilkan adalah koleksi baru. Kalau yang dulu-dulu saya buat kebaya by request dari custumer, untuk show ini saya lebih bebas dalam merancang," ujar dia dalam konferensi pers "Merajut Nusantara" di Jakarta, Senin (13/8/2018).
Baca Juga: Berlaga di Piala AFC, Timnas U-16 Dapat Suntikan Dana Rp 1,5 M
Dalam pagelaran tersebut, desainer yang sudah malang melintang di dunia mode Indonesia selama kurang lebih 15 tahun ini menampilkan keelokan setiap lekuk, desain dan pakem dari busana pernikahan tradisional Indonesia.
Sebanyak 40 kebaya pernikahan dari Aceh hingga Papua yang sarat akan tradisi dan ritual disiapkan selama lebih dari empat bulan. Dalam koleksi ini, Vera menawarkan ragam bentuk kebaya, dengan pemilihan bahan, maupun warna, seperti bahan brokat, bludru, tenun, organdi tile serta warna-warna emas, hijau, merah marun, biru, ungu dan ungu.
Ada beberapa sekuen yang nantinya ditampilkan Vera, sesuai dengan daerah dan adat masing-masing. Seperti sekuen Khatulistiwa yang terdiri dari 13 koleksi. Sekuen ini akan menampilkan ragam kebaya Sulawesi dan daerah di Indonesia Timur lainnya.
Mulai dari berbagai bentuk tradisi pernikahan khas Bali, Kutai, Nusa Tenggara, Papua, Toraja, Mamuju dan juga Bugis yang semakin dikenal sekarang ini.
Sekuen selanjutnya akan menghadirkan koleksi kebaya bertema Jawa adwupa yang hadir sebanyak 12 koleksi. Khas dari kebaya dalam tema ini, kata Vera ialah tampilan kebaya Jawa yang idenya datang dari siluet kebaya encim dan Kutubaru.
Baca Juga: Bukan Lelaki Romantis, Arbani Yasiz Panik Bintangi Rompis
Selanjutnya ialah tema Swarnadwipa yang membawa penonton mengenal ragam kebaya khas Pulau Sumatera. Sebanyak 15 koleksi hadir di sekuen ini, dengan siluet kebaya penuh variasi tapi tidak jauh dari pakem yang sudah ditetapkan. Warna-warna yang memancarkan kilauan emas, menjadi salah satu ciri khas dari koleksi ini.
"Merajut Nusantara menjadi wujud kecintaan saya akan budaya pernikahan di Indonesia dari Sabang hingga Merauke yang sangat kaya akan warna, corak, dan tradisi," ungkapnya.
Lewat pagelaran busana kali ini, Vera berharap bahwa setiap masyarakat Indonesia tak akan pernah lupa dengan budayanya masing-masing. Mereka bisa tetap bangga dan ikut melestarikan pakaian budaya tradisional di hari pernikahan.
Tak hanya itu, Merajut Nusantara juga seakan menjadi bukti, bahwa kebaya adalah pakaian yang fleksibel, dapat dibuat dan dimodifikasi dengan suku apapun. Inilah yang membuat kebaya pantas disebut sebagai busana nasional.