Festival Cheng Ho 2018 Ramai Dibanjiri Pengunjung

Senin, 13 Agustus 2018 | 09:38 WIB
Festival Cheng Ho 2018 Ramai Dibanjiri Pengunjung
Festival Cheng Ho 2018, di Semarang. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemeriahan Festival Cheng Ho 2018 berlanjut hingga Minggu (12/8/2018) pagi. Klenteng Sam Poo Kong heboh, termasuk Gang Tay Kak Sie, Semarang, yang dijadikan lokasi start, penuh lautan manusia.

Masyarakat yang berbaur dengan wisatawan antusias. Semua terlihat menikmati festival, saat melihat 2000 peserta arak-arakan berjalan sepanjang 6 km.

Ada yang mengenakan baju oriental, loreng, bahkan kostum festival bermotif kerajaan. Ada juga yang mukanya dicoreng-moreng.

Bukan hanya arak-arakannya saja yang heboh. Prosesi mempersiapkan kostum yang dimulai pukul 02.00 WIB pun heboh.

Videografer, fotografer sampai blogger, tak pernah henti mengabadikan persiapan jelang arak-arakan.

"Ini luar biasa. Ribuan orang berjubel, datang dan pergi di halaman besar Sam Poo Kong. Tempat start di Tay Kek Sie yang sempit, di Gang Lombok, juga ramai. Ada doa dan pentas seni dari pukul 07.00 - 00.00 WIB.Di dunia maya, #PesonaCheng2018 sukses menjadi trending topic nomor satu nasional," ucap Ketua Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti, Minggu (12/8/2018).

Festival Cheng Ho 2018, di Semarang. (Dok: Kemenpar)
Festival Cheng Ho 2018, di Semarang. (Dok: Kemenpar)

Pagi harinya, sekitar pukul 05.00 WIB, arak-arakannya pun dimulai. Prosesinya meriah, menghibur, dan penuh warna.

Masyarakat ikut meramaikan peristiwa budaya dan sejarah, yang setiap tahun diperingati dan menjadi agenda tetap Kota Lumpia itu.

Nyaris tak ada ruang kosong di rute yang dilewati arak-arakan. Kegiatan dimulai dari
Tay Kak Sie - Gang Warung - Kranggan Timur - Kranggan Barat - Depok - Pemuda - Tugumuda - Soegijapranata (Ps.Bulu) - Jembatan Banjirkanal - Bojongsalaman - Simongan - Sam Poo Kong, full lautan manusia.

“Tradisi ini sudah lama. Masyarakat selalu mengapresiasi dengan baik. Mudah-mudahan bisa menarik wisatawan, baik mancanegara maupun Nusantara, dan mampu menjaga akulturasi budaya,” tambah Esthy, yang ikut memantau seluruh rangkaian acara tadi.

Dia semakin bersemangat.

"Tentu harus dikoneksi dengan industri pariwisata, seperti maskapai penerbangan, hotel dan akomodasi, restoran-cafe, transport lokal, guide atau pramu wisata, juga atraksi destinasi yang lain," urainya.

Lantas bagaimana dampaknya?

Dari paparan juru bicara Sam Poo Kong, 10.000 tiket yang dijual selama dua hari habis. Pedagang kaki lima kebanjiran order.

Pasar Karetan, yang ikutan pindah juga kebagian rezeki, termasuk hotel-hotel yang dijadikan tempat menginap bagi tamu yang datang.

"Perayaannya sudah memiliki cultural value yang tinggi, sudah punya commercial value. Yang paling penting, memberi dampak ekonomi kepada industri dan publik," timpal juru bicara Yayasan Sam Poo Kong Semarang, Mulyadi.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, yang pernah ikutan merayakan festival ini pada 2016, langsung mengangkat emoji tiga jempol.

"Jangan lupa terus promosikan dengan baik. Festivalnya sangat pas untuk originasi Tiongkok, atau pasar China. Orang Asia, ketika disentuh dengan kebudayaan dan sejarah masa lalu, hatinya bisa runtuh berkeping-keping. Mereka bisa jatuh cinta, karena sejarah nenek moyang mereka,” katanya.

REKOMENDASI

TERKINI