Suara.com - Kain tenun kerap dianggap kuno dan ketinggalan zaman. Pemahaman seperti itulah yang membuat kain tenun terasa memiliki jarak dengan anak muda.
Melihat masalah tersebut, pendiri brand tenun Toraja Melo, Dinny Jusuf, punya cara khusus untuk menggaet anak muda agar lebih tertarik dan mencintai kain tenun.
"Kami membuat produk dari kain tenun siap pakai dan desain yang lebih menarik. Kuncinya di desain agar bisa lebih digemari oleh anak muda," terang Dinny saat ditemui di Museum Tekstil, Jakarta Barat, Jumat, (10/8/3018).
Untuk itu, Dinny membentuk tim desain berisi anak muda dengan rentang usia sekitar 30 tahunan. Dinny berharap tim tersebut dapat memberikan perspektif segar dan lebih muda menyasar target anak muda.
Baca Juga: Jokowi Pilih Ma'ruf Amin, Ini Pilihan Bagi Ahokers
Meski menyasar anak muda, Dinny tetap mengakui kalau mayoritas penikmat kain tenun tetap didominasi oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Itu terjadi karena kain tenun memang dibanderol dengan harga yang cukup tinggi.
Selain baju siap pakai, Toraja Melo juga membuat produk lain berbahan dasar tenun. "Kami dari 2008 sudah membuat produk-produk kontemporer mulai dari baju, tas, sepatu," tutup Dinny.