Selain menciptakan karakter kartun yang merupakan elemen penting dalam dekorasi, komunitas ini juga menjadi wadah belajar beragam trik, seperti bagaimana merangkai balon tanpa menyakiti tangan dan membuat instalasi balon bertahan lama.
Dalam kursus, lanjut Leonard mereka diajarkan berbagai teknik mulai dari yang mudah hingga tergolong rumit yang dinamai teknik distorsi. Dengan teknik ini, seniman dapat membuat karya dengan merangkap beberapa lembar balon sehingga warna balonnya lebih keluar. Adapula teknik melapis balon, dan juga teknik waving alias menenun balon.
"Tidak perlu khawatir untuk pemula, karena melalui workshop hampir semuanya kita ajarkan. Mereka juga kita bekali bahan berupa PDF yang bisa mereka pelajari kapanpun, berlatih sesering mungkin sehingga kemampuan mereka lambat laun mulai bertambah," ujarnya.
Biasanya, jika sudah mengikuti kursus dan memiliki ilmu dalam seni dan dekorasi balon, para anggota akan terjun menjadi dekorator balon dengan membuka jasa dekorasi yang cukup menjanjikan atau menjadi distributor dan reseller balon sambil terus belajar.
Baca Juga: Leonard Suharli Gaungkan Seni Balon di Indonesia Lewat Bisnis
Hingga kini, anggota Indo Balloon Artist Club sendiri sudah tersebar ke seluruh pelosok Indonesia, dengan jumlah puluhan orang, mulai dari Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Lombok, Banjarmasin, Makassar, Manado, hingga Biak dan Timika yang terdiri dari usia 16 tahun hingga 60 tahun ke atas.
Bagi para anggota Indo Balloon Artist Club, mencintai balon memang tak terbatas umur, dan keindahannya tak lekang oleh zaman. Balon bukan sekadar mainan, melainkan menjadi karya seni yang memuaskan hati.
"Kami memang belum bisa dibilang seniman tingkat dunia, karena masih banyak negara yang lebih hebat, seperti Jepang, Rusia, Singapura. Mengingat usia komunitas kami yang juga masih dua tahun. Tapi bisa dibilang kami terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun," tutup dia.