Suara.com - Tak hanya batik, tenun ikat juga bisa jadi seragam kantor. Itulah yang dilakukan BCA menggandeng desainer kenamaan, Didiet Maulana.
Seperti diketahui, tenun ikat merupakan salah satu kekayaan warisan kain Nusantara sekaligus industri kreatif yang menjanjikan di Indonesia.
Tenun ikat telah dikembangkan secara massal dan tersebar di berbagai daerah seperti Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Lombok, hingga Sumbawa dan Flores.
Meski tersebar dari ujung Barat hingga Timur Indonesia, tenun ikat masih kalah pamor dari saudara setanah air-nya, batik.
Baca Juga: Bintangi 13: The Haunted, Megan Ngebet Diarahkan Rudi Soedjarwo
Didiet Maulana yang juga founder lini fesyen Ikat Indonesia mengatakan kondisi itu terjadi, karena masih banyak orang Indonesia yang kurang mengenal kain tenun ikat.
"Apa itu tenun ikat? Tenun ikat sendiri merupakan teknik yang berbeda dengan batik (dilukis dengan malam dan dicelup). Proses pewarnaan kain dengan cara diikat," kata Didiet Maulana saat berbicara dalam acara "Tenun Ikat, Indonesian Legacy into the Spotlight" di Jakarta, belum lama ini.
Sebagai upaya untuk mengangkat tenun ikat di Indonesia agar sepopuler batik, Didiet bekerja sama dengan BCA meluncurkan seragam korporat Bank BCA bermotif tenun ikat.
Untuk memenuhi kebutuhan 45.000 meter kain bagi 27.000 karyawan Bank BCA di seluruh Indonesia, Didiet dan Bank BCA ikut memberdayakan 500 pengrajin tenun ikat dari Desa Trojo Jepara.
"BCA ingin mendorong terciptanya kebutuhan yang sifatnya massal terhadap tenun ikat sehingga mastlyarakat penenun memiliki kesempatan mengembangkan dan menerima manfaat dari kebutuhan massal tersebut," papar Presiden Direktur Bank BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam acara yang sama.
Baca Juga: Lima Tips Mengelola Rindu Bagi Pasangan LDR
Saat ini, tenun ikat Indonesia memang sudah mulai populer dalam khasanah fesyen global. Tenun ikat juga dianggap memiliki daya tarik tersendiri karena filosofi dan keindahan yang terkandung dalam produk kreatif tersebut.