Suara.com - Dibandingkan kaum hawa, lelaki memang tidak terlalu suka belanja. Namun begitu mereka memutuskan untuk membeli suatu barang, bisa dipastikan ia akan lebih memilih barang bermerek yang berkualitas dan berharga mahal.
Kecenderungan ini sudah dibuktikan oleh sebuah penelitian ilmiah. Menurut tim peneliti di University of Pennsylvania, daya tarik lelaki terhadap barang-barang mewah ternyata dipengaruhi dengan kadar testosteron yang meningkat.
Untuk mendapatkan temuan ini, peneliti menganalisis keputusan pembelian yang dilakukan 243 lelaki usia 18-55 tahun. Responden dibagi dalam dua kelompok, pertama yang diberi gel mengandung testosteron untuk diterapkan dalam tubuh mereka, kedua yang hanya diberi plasebo sebagai kelompok kontrol.
Dalam tugas pertama, setiap responden ditunjukkan logo merek pakaian berkelas dan standar. Kualitas yang ditawarkan kedua merek ini mungkin serupa, namun hanya berbeda pada segi popularitas. Responden lantas diminta untuk memilih pakaian mana yang mereka akan beli.
Baca Juga: Siang Ini Anies Ganti Pejabat Wali Kota dan Bupati di Jakarta
Hasilnya, responden yang telah menggunakan gel mengandung testosteron cenderung lebih memilih pakaian merek berkelas.
Untuk memperkuat temuan pertama, peneliti melakukan percobaan kedua. Para responden itu dijelaskan mengenai deskripsi berbagai produk, dari kacamata hitam hingga mesin kopi. Beberapa di antaranya dipasarkan sebagai barang berkualitas tinggi, sedangkan yang lain hanya unggul di merek saja.
Mereka yang menerima gel testosteron lebih tertarik pada barang bermerek tanpa melihat kualitasnya dibandingkan responden yang diberi plasebo.
Dari dua percobaan ini, peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan kadar testosteron menyebabkan lelaki terobsesi untuk meningkatkan status sosial mereka dengan membeli barang bermerek.
Biasanya hal ini diwujudkan lewat keputusan pembelian jam tangan hingga mobil mewah, atau ponsel berteknologi canggih, yang akan membedakan mereka dengan sesamanya.
Baca Juga: Bahas Reklamasi Jakarta, Ketua MPR: Ada Gubernur Indonesia Datang
"Dalam beberapa hal, ini mirip dengan seseorang mengendarai limo atau Hummer atau Ferrari. Ini adalah cara mereka menunjukkan bahwa mereka mampu melakukannya," ujar peneliti utama Gideon Nave.