Milenial Harus Tahu, Ini Bedanya Batik Tulis, Cap, dan Printing

Senin, 02 Juli 2018 | 15:17 WIB
Milenial Harus Tahu, Ini Bedanya Batik Tulis, Cap, dan Printing
Ilustrasi batik.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak batik ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia, anak muda alias generasi milenial bangga memakai batik ke berbagai acara, tapi sayangnya mereka kurang memahami antara batik tulis, cap, dan printing.

Padahal, menurut Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, batik yang sebaiknya 'diangkat' adalah batik yang dibuat dengan tangan.

"Batik yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya adalah prosesnya. Tentang proses membatik, yaitu menorehkan warna dengan canting di atas kain, bukan motifnya," tutur Triawan Munaf saat ditemui Suara.com belum lama ini di Jakarta.

Di tempat yang sama, Ayu Diah Pasha selaku Ketua Umum Ikatan Pecinta Batik Nusantara mengatakan bahwa pada 2020 akan dikuasai generasi milenial. Jadi, memang harus disuarakan dan dipopulerkan tentang batik.

Baca Juga: Isu Tak Diterima Keluarga Dipo, Nikita Mirzani : Terserah Aja

"Tugas kami adalah membuat masyarakat semakin paham apa bedanya batik tulis, batik cap, dan tekstil bermotif batik, saya tidak bilang itu batik print," ujarnya.

Lantas, apa bedanya batik tulis, batik cap dan batik print?

Indonesia memang memiliki begitu banyak motif dan jenis batik yang indah, namun masih banyak generasi milenial yang belum bisa membedakan mana batik tulis, batik cap dan batik print.

Berikut penjelasan tentang perbedaan batik tulis, cap, dan printing agar generasi milenial tidak salah beli.

Batik tulis
Batik tulis adalah batik yang coraknya dibuat oleh pengerajin batik dengan menggunakan tinta dari bahan alami menggunakan canting dan malam.

Baca Juga: Selama Ramadan, Turis Malas Pelesir ke Indonesia

Batik tulis tradisional di Sidoarjo ini berpusat di Jetis sejak tahun 1675 atau 341 tahun silam.
Batik tulis tradisional di Sidoarjo ini berpusat di Jetis sejak tahun 1675 atau 341 tahun silam.

"Jadi ibu-ibu melakukan proses membatik di kedua sisi kain. Corak yang dihasilkan batik tulis sangat halus di kedua bagian kain, terkadang sulit dibedakan sisi kain bagian dalam dan luar. Motif-motif kain yang tidak rata menjadi nilai seni tinggi yang menunjukkan bahwa kain batik dibuat oleh tangan manusia dengan penuh ketekunan, ketelatenan dan kesabaran," kata Ayu Diah Pasha.

Ia menambahkan dalam proses pengerjaan satu lembar kain batik tulis dikerjakan beberapa orang dengan tugas yang berbeda-beda. Harga batik tulis bisa dibanderol mulai dari Rp 600 ribu sampai Rp 25 juta, tergantung ukuran, lama proses pengerjaan, banyaknya motif, dan warna yang dipakai.

Batik Cap
Batik cap adalah kain bermotif batik yang coraknya dibuat dengan menggunakan cap atau stempel yang sudah ada pola batiknya.

"Stempel itu dicapkan ke kain secara berulang-ulang, sehingga proses pengerjaannya lebih cepat satu kain bisa lebih cepat dari pada batik tulis," jelasnya.

Untuk hasil batik cap memang lebih bagus karena detil-detilnya coraknya rata. Batik cap ada yang motif di kainnya bolak-balik, ada yang tidak.

Soal harga Ayu menambahkan tergantung ukuran, warna, dan banyaknya motif. Harganya mulai dari Rp 150-600 ribu. Batik cap ada juga yang coraknya dikombinasi dengan batik tulis.

Batik Print
Tekstil bermotif batik atau yang banyak disebut orang batik print adalah kain yang coraknya dihasilkan melalui proses cetak.

"Pasti warnanya akan lebih bagus, keren, terang, dan motifnya keren. Tapi warna di bagian dalam sisi kain biasanya putih, dari harganya pun kita bisa tahu," bebernya.

Harga kain batik print biasaya dijual mulai dari Rp 90 ribu. Memang tergantung penjual, mungkin dia hanya pakai satu warna, motif, dan sedikit, isen-isen.

Proses pengerjaan batik print pasti lebih cepat karena memakai mesin, yaitu selama satu hingg dua bulan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI