Suara.com - Sebuah departmen store terbesar di Inggris, John Lewis, membayar pelanggannya untuk pakaian bekas yang sudah tidak diinginkan tanpa memandang kondisi pakaian, demi mencegah pakaian-pakaian tersebut berakhir di tempat pembuangan sampah.
Meski baru berbentuk skema percontohan, uji coba ini telah dilakukan terhadap lebih dari 100 pelanggan, dan jika berhasil, kemungkinan skema ini akan resmi diluncurkan di Inggris.
“Kami juga mengambil sofa, tempat tidur, dan barang-barang elektronik besar seperti mesin cuci, dan menyumbangkannya untuk amal atau menggunakan kembali dan mendaur ulang bagian yang rusak. Dan sekarang, kami menawarkan layanan yang sama untuk produk-produk fesyen,” ujar Martyn White, manajer di John Lewis, dalam siaran persnya, seperti dilansir dari The Independent.
Sampai saat ini, John Lewis telah membayar Rp 74.000 untuk sepasang sarung tangan kasmir rusak yang dibeli pada tahun 2015, Rp 150.000 untuk rok pensil yang dibeli pada tahun 2014, dan Rp 200.000 untuk sebuah atasan yang dibeli tahun 2016.
Baca Juga: Bareng Pejabat DKI, Sandiaga Periksa Wisma Atlet Kemayoran
Untuk barang-barang yang telah dijual tersebut, pelanggan akan dibayar dalam bentuk voucher John Lewis yang dikirimkan melalui email.
Sampai tahun lalu, John Lewis telah dibanjiri oleh lebih dari 27.000 barang elektronik, 2.000 sofa bekas, 55.000 kasur.
John Atcheson, kepala eksekutif Stuffstr, mengatakan, "Setiap barang memiliki nilai, bahkan kaus kaki lama sekali pun, dan kami ingin membuatnya sesederhana mungkin agar pelanggan mendapatkan manfaat dari pakaian yang tidak mereka inginkan lagi."