Suara.com - Kepulauan Karimunjawa, di ujung utara Provinsi Jawa Tengah masih menyimpan magnet. Mulai banyak diperbincangkan traveller sekitar 12 tahun silam, sampai hari ini tetap saja cantik menarik.
Alasannya sudah jelas: lokasi yang jauh dari daratan utama, Pulau Jawa. Sehingga polusi air dan udara bisa diminimalkan.
Anda mesti menempuh perjalanan dengan kapal feri selama sekitar empat jam lebih dari pelabuhan Jepara atau Semarang, untuk mencapai Karimun Besar, "induk" dari Kepulauan Karimunjawa.
Bila takut terlalu lama di perjalanan dan kantong lebih tebal, silakan memilih kapal Bahari Express, sebuah jetfoil dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, yang siap mengantar penumpang dalam waktu 2,5 jam saja.
Baca Juga: Angelina Jolie: Baru Masuk Mosul, Anda Bisa Cium Bau Mayat
Tiba di sana, silakan pilih tempat bermalam. Lagi-lagi pilihannya berderet. Ingin kelas homestay, bisa langsung menuju perkampungan di Pulau Karimun Besar. Kalau mau lebih tenang ada beberapa bungalow terapung yang ditempatkan di lepas pantai Karimun Besar. Dan, pilihan dalam bentuk hotel dan resort juga ada. Di antaranya adalah Kura-Kura Resort.
Seluruhnya bisa disesuaikan dengan dana masing-masing, cukup siapkan Rp 100.000 - Rp 700.000 per malam, bahkan bisa lebih untuk kelas yang lebih mewah. Seluruhnya dijamin mampu memberikan pengalaman menginap yang mengasyikkan di kawasan Kepulauan Karimunjawa. Bebas dari lalu-lintas kapal-kapal laut, hanya beberapa kali speedboat berisi wisatawan atau nelayan melintas.
Selaras namanya, Kepulauan Karimunjawa menyediakan wisata bahari sebagai opsi nomor satu. Bila Anda tergolong advonturir, silakan memesan perahu dan bekal makan siang dari penginapan. Sementara yang ingin dipandu, silakan memesan paket wisata setempat.
Tersedia sekitar 30 pulau besar dan kecil, dengan pasir putih nan lembut membelai kaki. Nama-nama destinasi pantai ini antara lain Pulau Gosong, Menjangan Besar, Menjangan Kecil, serta Cemara Kecil.
Snorkeling di kawasan perairan ini bakal menyenangkan karena visibilitas yang bagus. Satu catatan penting, jangan pernah menginjak, memeluk, atau menyentuh terumbu karang. Karena perlu sekitar 30 tahun bagi satwa laut ini untuk bisa tumbuh dan berkembang seperti yang Anda lihat sekarang.
Baca Juga: ASDP: Baru 125.194 Penumpang Sumatera yang Kembali ke Pulau Jawa
Foto: Beningnya perairan Karimunjawa setelah menyeberang lebih dari dua jam dengan kapal feri. Tutupan terumbu karang cukup terjaga di sini [Suara.com/Adam Iyasa].
Jangan sampai juga merasa "tak bersalah" telah menjejakkan kaki di atas terumbu lantas membuat potret-potret yang diunggah ke media sosial. Pasalnya tindakan ini akan menjadi semacam pembenaran untuk boleh "menyakiti" terumbu karang.
Mintalah life jacket atau pelampung, bila tidak yakin bisa mengambang dan mungkin bakal melukai si terumbu karang. Hal ini akan menjadi tindakan ikut melestarikan lingkungan laut, sekaligus menolong Anda sendiri dari kemungkinan tersengat bulu babi yang tersembunyi di antara terumbu karang.
Mari lanjutkan petualangan kita: