Jerawat Bukan Disebabkan Oleh Cokelat, dan Ini Cara Mengobatinya

Vania Rossa Suara.Com
Sabtu, 16 Juni 2018 | 14:00 WIB
Jerawat Bukan Disebabkan Oleh Cokelat, dan Ini Cara Mengobatinya
Jerawat membuat Anda tak nyaman, karena mengganggu penampilan.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jerawat bisa bikin kepercayaan diri Anda anjlok seketika. Dan ini bukan hanya masalah remaja, karena jerawat dapat menyerang pada usia berapa pun. Jerawat pada remaja biasanya muncul di area T, yaitu di hidung dan dahi. Sedangkan jerawat dewasa, umumnya muncul di pipi dan rahang. Kebanyakan orang mengira jerawat muncul gara-gara terlalu banyak makan coklat atau makanan berminyak, padahal sebenarnya, jerawat muncul disebabkan oleh hormon.

"Secara umum, semua jerawat adalah hormonal," kata dokter kulit di Skin55 sekaligus penulis buku The Skincare Bible, Dr. Anjali Mahto.

“Masalah kulit sering dikaitkan dengan perubahan hormonal yang terjadi selama kehidupan seseorang, misalnya di periode tertentu seperti pubertas, kehamilan, dan menopause. Hormon dapat mendatangkan masalah pada kulit,” katanya.

Hormon yang dikenal sebagai androgen (mirip seperti testosteron) akan meningkatkan produksi sebum yang dapat menyebabkan sumbatan pada pori dan memunculkan jerawat.

Baca Juga: Kenali Kepribadian Seseorang dari Bentuk Kakinya

Kelenjar sebasea pada orang yang terkena jerawat sangat sensitif terhadap hormon, yang menyebabkan kelenjar tersebut memproduksi minyak berlebih. Pada saat yang sama, sel-sel kulit mati yang melapisi pori-pori tidak dibersihkan dengan benar mengakibatkan sumbatan.

Setiap orang memiliki bakteri penyebab jerawat, tetapi pada orang-orang tertentu, penumpukan minyak akan menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri. Inilah yang memicu peradangan dan pembentukan jerawat.

Dr. Mahto mengatakan bahwa sekitar dua pertiga perempuan yang berjerawat akan merasakan kondisi jerawatnya semakin memburuk menjelang periode menstruasi karena kadar androgen mereka lebih tinggi pada saat itu.

Mengobati jerawat gampang-gampang susah. Ada berbagai jenis pengobatan yang dapat Anda coba, tapi pengobatan yang berhasil untuk satu orang mungkin tidak akan berhasil untuk yang lain.

Jika Anda memiliki jerawat yang parah, penggunaan obat jerawat yang bebas mungkin tidak mempan, sehingga Anda harus merujuk ke dokter kulit.

Baca Juga: Liburan ke Singapura? Marina Bay Sands Sajikan Hiburan Ini...

Dari berbagai pengobatan jerawat yang ada, ada tiga pilihan utama, yaitu antibiotik, terapi hormon, dan roaccutane.

Antibiotik
Bisa berbentuk krim atau salep topikal, atau tablet yang bisa Anda konsumsi setiap hari. Tujuannya, membunuh bakteri penyebab jerawat. Pengobatan antibiotik juga bisa dikombinasikan dengan pilihan perawatan lain, seperti penggunaan retinoid atau benzoyl peroxide.

Terapi hormon
Terapi hormon adalah pilihan pengobatan yang ditawarkan kepada perempuan dan anak perempuan yang telah mengalami menstruasi. Cara yang paling umum digunakan adalah dengan minum pil kontrasepsi kombinasi. Beberapa pil kontrasepsi memang dianggap dapat mengurangi jerawat, namun dokter akan menyarankan untuk tidak meminumnya selama lebih dari sembilan bulan karena ada peningkatan risiko terjadi penggumpalan darah.

Pil kontrasepsi dapat membantu mengurangi jumlah hormon dalam tubuh yang berkaitan dengan penyebab jerawat, seperti testosteron, serta meningkatkan kadar hormon estrogen yang mendorong kelenjar minyak kulit untuk menghasilkan lebih sedikit sebum. Tapi, waspada pada efek sampingnya, ya, misalnya pembengkakan, perubahan suasana hati, penurunan libido, dan mual.

Roaccutane
Juga disebut isotretinoin, roaccutane sering digunakan sebagai langkah pengobatan terakhir ketika pengobatan yang lain tidak berhasil. Pengobatan ini hanya dapat diresepkan oleh dokter kulit.

Roaccutane akan menghentikan kelenjar sebaceous menghasilkan kelebihan minyak dan meningkatkan pengelupasan sel-sel kulit mati. Tapi efeknya, kulit menjadi kering dan pecah-pecah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI