Suara.com - Hari Raya Idul Fitri atau juga kerap disebut Lebaran identik dengan tradisi silahturahmi ke saudara hingga tetangga, di momen-momen seperti ini, biasanya ada pertanyaan pamungkas yang kerap dilontarkan kepada orang yang masih lajang, seperti 'kapan nikah?', 'kapan punya anak', dan sederet pertanyaan usil lainnya. Nah, bagaimana menyikapinya bila Anda ditodong pertanyaan ini?
Bagi sebagian orang yang sudah mengantongi jawaban tersebut mungkin sedikit lega, tapi bagi mereka yang terganggu dengan pertanyaan seperti itu mungkin jadi enggan untuk bersilahturahmi, karena tak siap menjawabnya.
Menanggapi hal tersebut psikolog anak dan keluarga, Vera Savira mengatakan bahwa pertanyaan semacam ini memang bisa membuat seseorang tersinggung. Namun ia mengimbau agar tak terlalu serius menanggapinya.
BACA JUGA: Cerita Fenita Arie yang Ingin Punya Lini Busana Muslim Sendiri
Pasalnya, Vera meyakini bahwa pertanyaan seperti itu hanyalah basa-basi untuk mengalirkan suasana. "Santai saja. Jangan dimasukkan ke hati. Jawab sambil senyum aja. Jadi si penanya nggak ada peluang untuk menanyakan lebih jauh," ujarnya.
Vera menambahkan, jika Anda memilih menanggapinya secara serius, maka hal ini akan berpengaruh ke suasana hati. Akibatnya momen silahturahmi yang seharusnya jadi ajang bermaaf-maafan pun menjadi kacau balau.
"Kalau ditanggapi serius, otak akan berputar dan mempengaruhi mood. Suasana jadi nggak enak," tambah dia.
Menurut Vera, menanggapi dengan santai pertanyaan basa-basi tersebut dapat dengan mudah dilakukan. Pasalnya, manusia memiliki kemampuan untuk menyikapi kondisi dengan santai atau justru berat.
"Kalau dianggap beban, ya jadi beban dia. Tapi kalau kita santai nanggapinya siapa tahu bisa jadi doa," tandasnya.