Suara.com - Kepergian travel dokumenter, koki seleb, pakar kuliner, sekaligus penulis, Anthony Bourdain di Prancis memang mengenaskan.
Di saat dunia pariwisata termasuk minat khusus wisata kuliner semakin happening, ia memutuskan melakukan perjalanan ke alam lain.
Namun semangat berperjalanan ayah satu anak ini bisa kita jadikan wacana. Betapa dengan melakukan travelling, seseorang bisa semakin meluaskan wawasan dan menghargai sesama. Ikut memahami budaya sekaligus kehidupan masyarakat di belahan dunia yang lain.
Berikut adalah empat kata-kata bijak Anthony Bourdain yang bisa dijadikan tips travelling.
Baca Juga: Bali United Taklukkan Persipura 2-0
Mari simak bersama.
1. Travel itu meninggalkan jejak.
Apa yang kita lakukan di destinasi wisata akan membekas, begitu pula daerah tujuan bakal memberikan kenangan kepada kita.
Bisa dijabarkan demikian, saat kita berada di suatu tempat terkadang lupa situasi, sehingga membawa kebiasaan di rumah. Perlu dicatat bila mengenai hal-hal yang kurang baik, seperti menyampah, berisik, atau tidak menurut pakem masyarakat setempat.
Hal begini bakal diingat tuan rumah sebagai "peninggalan" traveller yang kurang baik.
Baca Juga: Mudik Lebaran, 22.101 Orang Sudah Menyeberang ke Bakauheni
Sementara kebaikan yang kita lakukan selama berada di destinasi wisata, pasti akan membekas dan dikenang baik oleh mereka. Imbasnya, kedekatan pun terjalin antara dua belah pihak.
Hasil akhirnya adalah sebuah kenangan indah, di mana kita kangen untuk ke sana lagi, dan dirindukan oleh tuan rumah.
2. Tubuh kita bukan kuil suci namun tempat bermain, sehingga buatlah untuk berbahagia.
Foto: Ilustrasi mengolah ayam bakar di Afrika [Shutterstock].
Terjemahan sederhananya adalah, selagi travel tidak takut atau ragu mencoba menu atau hidangan yang belum pernah dilihat atau dicoba.
Apa yang biasa kita nikmati di negeri sendiri bisa berbeda bahkan mungkin tidak ada di negara lain. Berani mencoba artinya membuka diri terhadap hal-hal baru. Mulai menu menarik, unik, asyik, atau malahan tidak sedap, cobalah tanpa ragu.
Karena di situlah makna keberagaman, dan hal-hal baru mendatangkan kesenangan pula.
3. Kepiawaian bisa diajarkan, tetapi karakter tidak.
Foto: Ilustrasi travelling zaman now yang multi-gadget [Shutterstock].
Melongok travelling zaman now, setiap orang yang bepergian bisa mengunggah potret tempat mereka berlibur secara mudah. Begitu pula sentuhan teknologi maju yang ikut memudahkan terciptanya momen perjalanan, dalam berbagai bentuk dokumentasi.
Tetapi, pilihan destinasi kita untuk travelling berangkat dari karakter masing-masing. Tidak bisa diajarkan pihak lain dan hal ini menunjukkan jati diri kita.
4. Kebijakan adalah kesadaran betapa kecil diri ini, dan ketidakbijakan adalah enggan paham sampai sejauh mana harus bepergian.
Foto: Ilustrasi berkontemplasi saat travelling [Shutterstock].
Maknanya bisa diartikan, saat travelling kita berkontemplasi untuk mengagumi segala ciptaan-Nya, dan sadar kita hanyalah satu bulir kecil dari karya maha besar.
Sedangkan dukungan finansial, waktu dan keinginan bisa membuat seseorang tidak mampu mengerem keinginan buat bepergian dan sampai sejauh mana. Diperlukan sebuah kearifan untuk memahami diri sendiri kapan mesti pergi dan kapan harus pulang.