Suara.com - Boy William merupakan salah satu selebriti yang gemar menghias tubuhnya dengan tato. Tapi, menurut aktor berwajah oriental ini, tato yang ada di tubuhnya bukan dibuat untuk sekadar gaya atau ajang keren-kerenan, melainkan ada makna dan filosofi di balik tato-tato tersebut. Nah, soal tato di tubuhnya ini, Boy William membocorkan beberapa fakta kepada Suara.com.
Awalnya cuma iseng
Boy membuat tato pertama pada usia 16 tahun. Ia mengaku saat itu dirinya masih seorang ABG labil yang hanya ingin coba-coba dan mengikuti orang-orang yang dianggapnya keren. Alhasil, tato pertama yang dibuat di lengan sebelah kanan gagal. "Saya masih labil gitu, jadi bikin tato nggak jelas. Coba dibenerin, tapi hasilnya masih tetap belum memuaskan," ungkap Boy.
Menyesal
Tato pertama yang gagal itu membuat Boy menyesal sampai sekarang. Boy pernah mencoba memperbaikinya dengan cara ditumpuk tato baru, tapi tetap saja tak memuaskan. Dari pengalamannya itu, Boy pun berpesan jika ingin membuat tato, sebaiknya dipikir berkali-kali agar tidak menyesal. "Harusnya dulu saya bikin temporary saja, kalau salah bisa diganti, bukannya ditumpuk," keluhnya.
Tiga kali tumpuk tato
Masih tentang tato di lengan kanan, Boy bercerita kalau usahanya untuk memperbaiki tato gagal tersebut berlangsung sampai tiga kali. "Ini sudah tiga kali tumpuk. Terakhir, saya rapikan sampai ke Amerika, soalnya semua tempat tato di Indonesia sudah nggak mau benerin takut gagal lagi. Tidak tahu, nih, bentuknya masih keliatan gambar owl-nya," katanya
Baca Juga: Sabtu Sore, Gerbang Tol Cikampek Terpantau Normal
Mengandung filosofi
Selain di lengan kanan, Boy memiliki dua tato lagi. Ada tato huruf 'W' yang letaknya dekat tato yang gagal di lengan kanan dan tato di punggung bergambar sayap. Tato huruf W ini diambil dari nama keduanya, William. Sedangkan tato di punggung memiliki filososi dalam tentang hidupnya. "Tato di punggung gambar sayap. Maknanya, tentang saya yang orangnya bisa survive hidup di mana saja. Saya bukan tipe orang yang harus terus berada di atas. Berada di jurang pun saya masih bisa bertahan," kata Boy.
Suka sakitnya ditato
Bekali-kali merevisi tatonya yang gagal, Boy masih punya keinginan untuk memperbaikinya. Meski harus menahan sakit, baginya itu biasa. "Saya suka pain. Ditato dan disuntik, saya suka. Saya orangnya suka disakitin, karena itu biasa buat lelaki," paparnya.