Suara.com - Brand fashion Gucci baru-baru ini tergerak untuk melakukan kegiatan amal dengan menyumbangkan kain sisa dari para desainer yang mencapai hampir 4.000 meter kepada para penjahit. Tapi, para penjahit ini bukan sembarang penjahit. Para penjahit ini adalah para perempuan korban perdagangan manusia asal Nigeria yang tadinya dipaksa untuk menjadi pekerja seks di Italia.
Setelah menerima bahan baku berupa kain sisa, para perempuan ini diajarkan bagaimana merancang, membuat sketsa, dan menjahit oleh para siswa jurusan desain di Italia.
Desain yang diajarkan menampilkan kain sutra, satin, dan katun dari Gucci dengan motif Afrika yang cerah. Kemudian, para penjahit Nigeria itu akan mengadakan semacam peragaan busana di Roma untuk memamerkan hasil karya mereka.
Josephine Phillips, seorang perempuan Nigeria berusia 35 tahun yang bekerja di lokakarya New Hope, mengatakan bahwa ia sangat senang dengan apa yang Gucci lakukan untuk mereka.
Baca Juga: Presiden, DPR dan Menkumham Digugat, Apa Saja Tuntutannya?
"Ketika saya melihat kain-kain tersebut, saya merasa sangat kagum. Kami sama sekali tidak mengharapkan sesuatu yang indah seperti itu," ujarnya.
Aksi donasi Gucci ini merupakan bagian dari proyek Gucci yang bertujuan untuk mendistribusikan sisa kulit dan kain ke organisasi yang bekerja dengan kelompok-kelompok terpinggirkan.
Rita Giaretta, telah memulai koperasi penjahit New Hope di rumahnya di kota selatan Caserta, yang memproduksi tas dan aksesoris. Produksinya kemudian berkembang ke pembuatan pakaian setelah siswa dari sekolah menengah setempat terlibat.
Menurut Rita, inisiatif yang dilakukannya bertujuan untuk membekali para perempuan dengan keterampilan sehingga mereka dapat bekerja sendiri dan tidak bergantung pada bantuan.