Misalnya, lanjut Irvan, cokelat dari Aceh, kata Irvan, cenderung memiliki citarasa kacang mete. Sementara cokelat dari Bali cenderung 'glenyer' laiknya mangga matang yang berair.
"Masing-masing daerah rasa cokelatnya berbeda dan saya bangga," tutur Irvan.
Hingga saat ini, Irvan dan kakaknya Tissa tidak lelah mengedukasi pelanggan mengenai cokelat yang diproduksi Pipiltin Cocoa mengenai pertanyaan-pertanyaan mengapa harga yang ditawarkan lebih tinggi. Ini dikarenakan ia membeli biji kakao dengan harga 40 hingga 50 persen lebih tinggi, tapi juga dibarengi dengan proses produksi yang baik agar menghasilkan produk cokelat jempolan.
Tak heran, berkat usaha kerasnya menghasilkan cokelat berkualitas premium, pada 2017, Pipiltin Cocoa berhasil menembus pasar Jepang.