Suara.com - Madura, alias Si Pulau Garam, yang letaknya terasa semakin dekat dari Surabaya karena tersedianya infrastruktur, tampak membuka tangan semakin lebar untuk kedatangan wisatawan.
Bangkalan sebagai gerbang masuk ke pulau yang terkenal dengan olahraga rakyat karapan sapi ini bisa menjadi ujicoba penjelajahan, sebelum Anda berkelana jauh ke ujung pulau, semisal ke kota Sumenep.
Ini dia, lima alasan mengapa kota Bangkalan menarik buat dijelajahi. Siapkan kamera, bukalah telinga mendengarkan aksen yang berbeda dibandingkan logat Jawa Timuran tetapi memiliki beberapa kosakata mirip, taat dengan etika sebagaimana biasanya kita bertamu ke rumah tetangga, dan temukanlah keunikannya di sepanjang jalan.
Mari, kita melancong Kacong (abang) dan Jebbing (nona) ke Madure ....
Baca Juga: Bareng Rossa, Afgan Rayakan Ultah Ke-29 di Rumah Sakit
1. Jarak sangat dekat dari Surabaya lewat Jembatan Suramadu
Percaya tak percaya, jembatan yang membelah Selat Madura dan menghubungkan kota Surabaya dan Bangkalan ini mengingatkan kepada Severn Bridge, sebuah jembatan yang menghubungkan England dengan Wales.
Perlu biaya kurang dari Rp 100.000 untuk pulang-pergi ke dua kota melewati Jembatan Suramadu.
2. Pelesir ke Bukit Jaddih
Ini dia, primadona terbaru dari kota Bangkalan. Sebuah kawasan perbukitan kapur yang berlokasi di dekat Jalan Raya Jaddih, Parseh. Banyak wisatawan menyebut tempat ini sebagai subyek yang sangat Instagramable.
Baca Juga: Ingin Akhiri Puasa Gelar Argentina, Messi Rela Tukar Gelar Barca
Foto: Bukit jaddih yang Instagramable [Shutterstock]
Untuk masuk ke sana, bersiaplah membayar retribusi sebesar Rp 5.000 per orang, dan harga sama untuk biaya parkir satu mobil.
Hal yang perlu dicermati adalah peta menuju lokasi yang belum begitu detail, dengan kondisi trek kurang nyaman.
3. Melakukan we-fie ke Tresna Art Gallery
Inilah cara paling efisien, singkat, lagi menyenangkan untuk melakukan eksplorasi budaya Madura dalam waktu terbatas.
Foto: Batik Tresna Art Gallery [Suara.com/ukirsari]
Galeri satu ini menyediakan bermacam camilan, suvenir, sampai makanan khas seperti rujak cingur untuk disantap di lokasi. Serta bermacam koleksi batik khas seantero tanah Madura untuk diborong, atau paling tidak dikagumi berlama-lama karena motif dan warnanya yang indah sekaligus meriah.
Bagi mereka yang ingin mengoleksi boneka ikon Madura yaitu pasangan Sakerah dan Marlena juga tersedia di sini dalam bentuk gantungan kunci. Sama halnya bila ingin berdandan ala oreng madure (Orang Madura), tersedia celana komprang, serta kaos garis-garis dan odeng atau penutup kepala khas sini.
Tidak sebatas itu, untuk we-fie tersedia rumah khas Madura, lengkap dengan mushala dan tempat peraduan serta teras dan barang-barang peninggalan zaman old.
4. Kesempatan untuk mencicipi kuliner Madura
Foto: Bebek goreng Sinjay [Suara.com/Firsta]
Di luar Madura, masyarakat mengenal sate Madura (ayam), sate bleger (jerohan sapi diurap kepala) dan soto Madura sebagai menu wakil Pulau Garam.
Tetapi uniknya, di Bangkalan malah lebih kondang aneka hidangan bebek. Beberapa di antaranya adalah Bebek Songkem dan Bebek Sinjay. Ujudnya adalah bebek goreng dengan sambal super pedas menyengat lidah dan ingin tambah porsi.
Bila ingin berpetualang rasa, carilah warung bebek tanpa nama yang menyediakan menu bebek minyak hitam. Disebut demikian karena bebek diungkep bersama bermacam rempah dalam waktu lama sampai mengeluarkan minyak dan bumbu menjadi kehitaman.
5. Ada beberapa pantai yang luput masuk radar wisatawan
Foto: Ilustrasi pantai dan para pengunjung [Antara/Irvan Awal Lingga]
Soal destinasi tepi laut, tentu saja Bangkalan punya, mengingat lokasinya di pesisir. Di beberapa titik, telah dikelola masyarakat setempat. Tetapi ada juga yang masih perlu diperbaiki prasarananya.
Beberapa yang bisa dikunjungi cukup mudah adalah Pantai Socah, dengan mercusuar zaman Belanda di Bangkalan dan Siring Kemuning di Tanjung Bumi.