Suara.com - Kicak adalah varian olahan ketan serupa juadah. Yaitu beras ketan yang ditumbuk dan dicampur gula, parutan kelapa, serta potongan nangka. Bisa diberi tambahan daun pandan dan vanili agar membuat aromanya lebih sedap. Adonan ini kemudian dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus hingga matang.
Kicak paling terkenal di Yogyakarta adalah buatan Mbah Wono yang bisa ditemukan dengan mudah di Kampung Ramadan Kauman. Mbah Wono mulai menjual kicak sejak tahun 1950. Porsinya pas dan lumayan mengenyangkan, sehingga sangat tepat dijadikan santapan berbuka puasa.
Jika ingin tahu seperti apa kelezatan Kicak Mbah Wono, siap-siap bersaing dengan banyak pembeli lainnya. Lebih baik datang lebih awal jika tidak ingin mengantre lama.
Kalau datangnya kesorean, jangan heran jika sudah tidak kebagian. Maklum, bukan cuma rasanya saja yang enak. Harganya pun murah. Cukup siapkan Rp 2.000 per bungkus.
Kicak Mbah Wono sudah menjadi teman setia berbuka puasa warga Yogyakarta lebih dari 60 tahun. Saat ini, usaha pembuatannya sudah diteruskan anak dan cucunya.
Meski begitu, tidak perlu cemas soal rasa. Resep Kicak Mbah Wono terus dipertahankan secara turun temurun, kok.
Popularitas kicak ini bisa dibilang musiman. Kicak seakan ditakdirkan menjadi hidangan takjil. Banyak yang bilang kalau kue tradisional ini cuma laku keras saat bulan puasa. Jika dijual di hari biasa, tidak banyak konsumen yang tertarik.
Baca Juga: Sumsel Jadi Provinsi Paling Banyak Dibantu Pusat
Itulah kenapa kemudian banyak pedagang yang memilih untuk menjajakan kue kicak hanya pada di bulan Ramadan saja. Rima Sekarani I.N