Suara.com - Seni decoupage mungkin masih terdengar asing di telinga mayoritas orang Indonesia. Tapi, Anda pasti familiar dengan seni menggunting dan menempel kertas. Nah, itulah seni decoupage.
Istilah decoupage sendiri berasal dari bahasa Perancis, découper, yang berarti memotong. Kegiatan seni ini memerlukan potongan-potongan kertas untuk kemudian ditempel pada medium tertentu dan dilapisi dengan pelitur.
Salah satu komunitas yang aktif membuat seni decoupage adalah Bekasi Decoupage Craft atau Be D'craft, yang terdiri dari 90 ibu-ibu yang punya hobi berkreasi lewat seni menggunting dan menempel.
Baca Juga: Amanda Rawles Batal Puasa Gara-Gara Ini
"Ini kumpulan ibu-ibu yang hobi craft, berdomisili di Bekasi dan sekitarnya, bahkan ada juga yang dari luar Bekasi, seperti Jakarta, Bogor, dan Bandung. Berawal dari kopi darat pada 2016, akhirnya tanggal 9 Juli 2017 resmi terbentuk dengan nama Komunitas Bekasi Craft," kata Ketua Komunitas Bekasi Decoupage Craft, Rina, kepada Suara.com.
Awalnya, Be D'craft hanya memiliki 20 anggota, namun kini berkembang sampai sudah memiliki sekitar 90-an anggota. Komunitas ini juga memiliki kepengurusan inti mulai dari ketua, bendahara, seksi pendidikan dan sosial hingga seksi usaha. Hal ini dilakukan karena kegiatan di komunitas Be D'craft benar-benar menghasilkan karya yang memiliki nilai ekonomis.
"Ini sangat menghasilkan, karena di sini banyak teman serta banyak ilmu art and craft yang menguntungkan secara finansial," kata Rina lagi.
Misal, untuk harga kipas anyaman yang sudah dihias dengan seni decoupage bisa dibanderol dengan harga Rp 15.000, bahkan ada juga yang dihargai sampai Rp 1 juta. "Tergantung karya yang dibuat dengan tingkat kesulitan serta bahan dasarnya," jelas Rina.
Benda yang biasa dijadikan medium seni decoupage sendiri sangat beragam. Mulai dari anyaman tikar berbahan dasar pandan, rotan, kayu, MDF atau kayu olahan dari serpihan kayu, hingga sesuatu yang berbahan dasar kaca seperti gelas.
Baca Juga: Musik Keras di Restoran Bikin Pembeli Pilih Makanan Tak Sehat