Masjid Jami' Peneleh, Masjid Peninggalan Sunan Ampel di Surabaya

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 25 Mei 2018 | 18:29 WIB
Masjid Jami' Peneleh, Masjid Peninggalan Sunan Ampel di Surabaya
Masjid Jami' Peneleh Surabaya. (Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Keanehan bedug
Di dalam masjid Jami' Peneleh terdapat bedug berdiameter kurang lebih satu meter dan panjang dua meter. Menurut Supriyono, bedug ini dulu ditemukan hanyut disekitaran Kali Mas, tepat berada di depan kampung Peneleh. Bedug tersebut terhenti di aliran Kali Mas.

"Melihat bedug yang hanyut itu, warga mengambilnya dan membawanya ke Masjid Jami'. Namun bedug tersebut tidak digunakan karena rencananya akan digunakan di Masjid Sunan Ampel," ungkapnya.

Ketika bedug tersebut dipindahkan ke Masjid Sunan Ampel, suara yang keluar tidak sempurna. Selanjutnya, bedug dipindahkan ke Masjid Kemayoran di kawasan Jalan Indrapura. Hasilnya sama, suara bedug tidak terdengar nyaring. Akhirnya, diputuskan bedug dikembalikan ke Masjid Jami' Peneleh.

"Saat dicoba di Masjid Jami' Peneleh, suara bedug terdengar keras dan nyaring. Akhirnya, warga memutuskan menggunakan bedug tersebut di Masjid Jami'," kata Supriyono.

Baca Juga: #RamadanExtra Bikin Tokopedia Ngadat, Pengguna Kecewa

Masjid Jami' Peneleh Surabaya. (Suara.com)

Tapi kemudian, banyak warga yang datang dan mencongkel puing-puing kecil dari kayu bedug tersebut. Mereka memercayai bedug tersebut dapat menyembuhkan penyakit.

"Akhirnya pada tahun 1986, kami (Takmir) merenovasi masjid, dan sepakat melapisi bedug ini dengan kayu biasa yang sudah dihiasi ukiran kaligrafi untuk menghindari perbuatan yang tidak diinginkan. Agar tidak syirik," ungkapnya kepada wartawan Suara.com.

Sumur Sunan Ampel
Tidak hanya keanehan bedug, Masjid Jami' Peneleh juga meninggalkan cerita yang menarik tentang sumur peninggalan Sunan Ampel yang berada tepat di samping masjid. Tujuannya, memudahkan jamaah mengambil air wudhu. Warga meyakini, sumur itu sudah berumur setua masjid.

"Karena pada saat itu sumur tersebut banyak diburu orang, karena air sumurnya yang diyakini banyak orang memiliki tuah, Takmir pun memutuskan untuk menutup sumur tersebut untuk menghindari pengkultusan yang merusak aqidah," pungkasnya. (Moh Ainul Yaqin)

Baca Juga: Tolak Setop Manggung, Penyebab Ovi Sovianti Digugat Cerai

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI