Baru 2 kali renovasi
Pada tahun 1970-an, serambi masjid ini diperluas dengan tidak mengubah ornamen bagian dalam. Kemudian pada 1986, masjid ini kembali direnovasi dengan tetap tidak mengubah bentuk aslinya.
"Sejauh ini, sepengetahuan saya, baru dua kali dilakukan renovasi," ujar pria berumur 56 tahun itu.
Masjid ini memiliki menara yang besar dengan ketinggian 15 meter, yang dibangun pada tahun 1973 silam dengan arsitektur kuno.
Baca Juga: #RamadanExtra Bikin Tokopedia Ngadat, Pengguna Kecewa
"Seluruh penyangga dan kerangka masjid ini terbuat dari bahan kayu jati pilihan. Rangka langit-langitnya berhiaskan huruf Arab yang memuat nama empat sahabat Nabi Muhammad, yaitu Abu Bakar Ash Shidiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Tembok masjid dikelilingi 25 ventilasi dan 5 daun jendela. Di masing-masing ventilasi tersebut terdapat hiasan aksara Arab berupa nama-nama 25 nabi," tandasnya.
Jam matahari
Yang unik, sampai sekarang, masjid ini masih menggunakan jam istiwa untuk pedoman melihat waktu salat. Jam istiwa merupakan penunjuk waktu berdasarkan arah condong matahari.
"Kunci jam istiwa yang berada di bagian depan masjid itu dibuka oleh pengurus masjid, dan dilihatnya hanya pada saat-saat tertentu, utamanya setiap lima hari sekali. Keunikan lain dari masjid ini adalah bentuk bangunannya yang menyerupai kapal terbalik," kata Sufyan.
Markas laskar Hizbullah
Masjid ini konon juga pernah dijadikan markas oleh Laskar Hizbullah melawan penjajah. Untuk mengelabui musuh, dari luar tampak seperti masjid yang berfungsi untuk beribadah dan sebagaimana mestinya, padahal di dalam menjadi tempat berkumpul dan berdiskusi laskar Hizbullah.
"Dari luar memang seperti masjid, padahal semua dokumen dan tempat diskusi Laskar Hizbullah berada di dalam masjid. Bahkan, jika ada musuh yang melintas, tidak mudah meringkusnya, sebab kawasan tersebut dari dulu sudah merupakan daerah padat penduduk," tandasnya.
Baca Juga: Tolak Setop Manggung, Penyebab Ovi Sovianti Digugat Cerai