Suara.com - Menunggu waktu berbuka puasa yang populer dengan sebutan ngabuburit selalu menjadi hal yang ditunggu-tunggu selama Ramadan. Momen tersebut biasanya dimanfaatkan untuk ajang berkumpul bersama keluarga maupun teman.
Selain itu, tidak ada salahnya juga ngabuburit sambil jalan-jalan mencari takjil bareng.
Nah, buat kalian yang tinggal atau lagi ada di Yogya, ada lima lokasi perburuan takjil yang sayang banget kalau tidak didatangi selama Ramadan. Bukan cuma karena variasi makanannya yang banyak, harganya juga terjangkau, lho!
1. Kampung Ramadan Jogokaryan
Setiap tahun, Kampung Ramadan Jogokaryan selalu setia meramaikan bulan suci Ramadan. Kawasan sekitar Masjid Jogokaryan dijadikan lokasi pasar musiman.
Ada banyak makanan yang dijual mulai selepas ashar, mulai dari aneka jajan pasar, lauk-pauk dan sayuran, hingga berbagai kuliner kekinian. Semuanya ada. Tinggal pilih!
Setelah membatalkan puasa, para pencari takjil bisa menjalankan ibadah salat magrib di Masjid Jogokaryan. Seperti masjid lainnya, Masjid Jogokaryan juga menggelar berbagai kegiatan untuk memeriahkan Ramadan, seperti buka puasa dan sahur bersama, salat tarawih berjamaan, dan tadarus Quran.
2. Pasar Sore Kauman
Kampung Ramadan Kauman bisa dibilang paling senior di antara kegiatan serupa di Yogyakarta. Sejak digelar pada 1973, Kampung Kauman Ramadan tidak pernah absen menawarkan aneka hidangan berbuka puasa setiap tahunnya.
Puluhan stan berderet rapi di gang sempit perkampungan warga, menjual berbagai jajanan pasar dan lauk-pauk yang menggoda selera. Salah satu makanan yang paling dicari di Pasar Sore Kauman adalah kicak.
Pasalnya, penganan yang dibuat dari ketan, gula, parutan kelapa, dan irisan nangka itu cuma muncul di bulan Ramadan. Kicak sendiri pertama kali dibuat oleh seorang warga Kauman bernama Mbah Wono.
3. Masjid Gede Kauman
Ngabuburit di masjid bisa jadi adalah cara menunggu waktu berbuka paling berfaedah. Kita bisa menghabiskan waktu dengan berdzikir, tadarus, atau mendengarkan pengajian untuk memperkuat iman.
Nah, Masjid Gede Kauman punya tradisi Ramadan yang masih dipertahankan hingga sekarang. Masjid bersejarah yang dibangun Sri Sultan Hamengkubuwono I tersebut menyediakan ratusan menu gulai kambing untuk jamaah yang berbuka di sana. Tradisi itu bahkan sudah sejak beratus tahun lalu.
4. Jalur Gaja Nitikan
Jalur Gaza versi warga Nitikan sama sekali tidak berbahaya. Sebutan untuk kegiatan sejenis pasar Ramadan tersebut merupakan akronim dari Jajanan Lauk Sayur Gubuk Ashar Zerba Ada.
Lokasinya juga jelas bukan di kawasan Timur Tengah, melainkan sekita Masjid Mutohirin, Jalan Sorogenen Jogja.
Bukan cuma menyediakan aneka makanan ringan dan kudapan berat, ngabuburit di Jalur Gaza Nitikan juga dimeriahkan dengan acara live music. Syahdu banget, kan?
5. Lembah UGM
Suasana ngabuburit di Lembah UGM juga tidak pernah sepi. Lembah UGM biasanya diserbu kalangan anak muda, terutama mahasiswa. Hal tersebut mengingat lokasinya yang memang terletak di kawasan kampus.
Penjaja makanannya pun banyak yang masih mahasiswa. Jalanan yang menghubungkan kampus UGM dan UNY tersebut berubah menjadi surga jajajan setiap sore. Jangan dibayangkan cuma gorengan, kolak, atau sup buah. Takoyaki ala Jepang dan kimbab ala Korea saja ada!
Jadi, hari ini mau ngabuburit di mana? (Suara.com/Rima Sekarani I.N.)