“Dinamakan bubur suro karena dibuat dan diracik oleh salah satu pendiri Masjid Al-Mahmudiyah atau Masjid Suro yang juga termasuk masjid bersejarah Kota Palembang," katanya.
Masjid yang sudah berdiri sejak 1834 tersebut selalu memiliki tradisi membuat bubur Suro. Bubur itu dibagikan kepada seluruh warga secara gratis setiap hari di bulan Ramadan.
Menjelang matangnya bubur, biasanya banyak warga sekitar masjid yang antre untuk mendapatkan bubur suro tersebut karena hanya ada di bulan puasa saja, selain juga diperuntukkan sebagai hidangan berbuka bagi jamaah masjid.
Baca Juga: Bulan Ramadan Ini Marshanda Belum Bertemu Sienna Lagi
Foto: Bubur Suro. [Suara.com/Andhika Tungga Alam]
“Sekitar 100 porsi untuk sekali buat. Biasanya dibagikan jam lima sore," kata Sartibi.
Menurutnya, bubur suro hanya ada pada momentum tertentu saja seperti saat bulan Ramadan dan lebaran anak yatim yakni tanggal 10 Muharram. Secara adat tidak boleh ada yang menjualnya secara bebas, karena kuliner tersebut sudah termasuk menjadi warisan budaya. [Andhiko Tungga Alam]