Kasus Pembunuhan Laura, Ini Pesan Psikolog untuk Pasangan Kekasih

Selasa, 08 Mei 2018 | 19:29 WIB
Kasus Pembunuhan Laura, Ini Pesan Psikolog untuk Pasangan Kekasih
Laura, perempuan berusia 41 tahun warga Jalan Alaydrus No 69 Kelurahan Petojo Utara, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, tewas mengenaskan setelah ditikam dan dibakar. [dok.Polsek Tambora]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat Indonesia tengah dihebohkan dengan kasus pembunuhan sadis terhadap perempuan bernama Laura yang mayatnya ditemukan terdampar di Pantai Karang Serang, Banten.

Meski masih dalam penyelidikan aparat, diduga kuat pelaku pembunuhan Laura adalah calon suaminya sendiri, Stevanus.

Keduanya diberitakan baru saja menjalani prosesi pemotretan pranikah dan akan segera naik ke pelaminan untuk mengucap janji suci sehidup semati pada Agustus mendatang.

Namun janji tinggal janji, Stevanus gelap mata dan membunuh calon mempelai perempuannya sendiri sesaat setelah melangsungkan sesi pemotretan pranikah.

Baca Juga: Dorong Investasi Digital, 2 Aturan Ini Dilonggarkan

Terlepas dari masalah apa yang menimpa keduanya hingga berakhir tragis, seorang psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Ajeng Raviando mengatakan bahwa detik-detik menjelang pernikahan merupakan masa krusial yang rentan terjadi cekcok pada pasangan.

"Masa-masa tersebut juga menjadi salah satu faktor yang membuat kita mempertanyakan apakah kita cocok (langgeng) atau tidak dengan pasangan," kata Ajeng kepada Suara.com belum lama ini.

Ia menuturkan, biasanya perempuan akan lebih disibukkan dengan persiapan pernikahan sementara laki-laki lebih banyak menghabiskan waktu berpikir tentang bagaimana kehidupan setelah menikah.

"Ini yang membuat mudah konflik. Si perempuan pun yang biasanya lebih banyak mempersiapkan pernikahan, akan merasa kesal bila si lelaki tidak peduli," imbuh Ajeng.

Rasa kesal bisa muncul apabila salah satu pasangan terlalu pasif, terlalu menekan keinginan atau bahkan adanya masalah uang yang belum selesai.

Baca Juga: Single Debut Marion Jola Digarap Nino RAN Cs

"Belum lagi masalah uang. Makin lama, makin memuncak dan akan menimbulkan keributan," tambah Ajeng.

Padahal, menurut dia, esensi dari pernikahan adalah adanya komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. Untuk itu, Ajeng sangat menekankan perlunya persiapan matang secara mental ketika pasangan berencana melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.

"Apapun yang dirasa tidak enak, mengganjal, bicarakan. Tidak bisa habis menikah baru dibicarakan, karena pasti ada yang merasa disakiti," terangnya.

Namun untuk perkara main bunuh seperti yang dilakukan Stevanus pada calon pasangannya sendiri, Ajeng enggan berkomentar lebih jauh.

"Kalau sampai begitu (pembunuhan), banyak alasan. Bisa saja secara psikologis si pelaku cenderung menyukai kekerasan," tutupnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI