Soto Sutri Legendaris Ini Favorit Pejabat hingga Menteri

Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 08 Mei 2018 | 11:47 WIB
Soto Sutri Legendaris Ini Favorit Pejabat hingga Menteri
Soto Sutri dengan sambal kacangnya yang legendaris di Sokaraja, Jawa Tengah. (Suara.com/Somad)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Siapa yang tidak mengenal kota Sokaraja? Selain dikenal sebagai tempat belajar para santri dan kyai di masjid Kauman Sokaraja, kota ini juga menyuguhkan makanan khas yang terkenal dengan Getuk, namun ternyata tak hanya itu, masih ada kuliner lain yang tak kalah menarik untuk dicoba, yaitu Soto Sutri, yang kelezatan rasanya begitu melegenda.

Tak heran bila soto ini menjadi salah satu incaran wisatawan lokal maupun luar daerah Sokaraja. Banyak orang menilai Soto Sutri sangat berbeda dengan soto lainnya.

Ya, soto yang satu memiliki kekentalan kaldu dengan citarasa dan aroma yang begitu khas, membuat siapapun yang mencicipinya ingin menyantapnya lagi dan lagi.

Lokasi kedai atau warung Soto Sutri yang berada di Jalan Pramuka, memang agak sulit dicari bagi yang bukan dari daerah sekitar Sokaraja. Jadi, kalau dari arah Purwokerto,
begitu masuk ke kota Sokaraja, ada tikungan tajam. Nah, tepat di tikungan tersebut ada jalan belok kiri.

Baca Juga: Nikita Mirzani Siap Operasi Lagi, Nggak Kapok?

Soto Sutri posisinya kira-kira 100 - 200 meter dari tikungan tersebut. Ada dua warung yang dapat ditemui di sepanjang Jalan Pramuka. “Soto Sutri” dan “Soto Sutri 1”, dimana soto
Sutri 1 adalah warung pertama lahir.

Deretan Soto Sutri yang siap disajikan untuk konsumen. (Suara.com/Somad)

Soto Sutri sendiri berdiri pada 1984, sosok yang meracik soto ini tak lain adalah Sutriyah. Berkat kepiawaiannya, soto racikan Ibu Sutri berhasil memikat masyarakat sekitar sehingga hampir setiap hari banyak yang datang ke warungnya untuk mencicipi sotonya yang juara itu.

Nama Soto Sutri diambil dari nama pendek sang pemilik soto tersebut. Itupun tanpa segaja, karena masyarakat sendiri yang memberikan nama. “Nama Soto Sutri berasal dari nama ibu (Sutriyah). Sampai sekarang disebut Soto Sutri,” ujar Rustinah, salah satu pekerja di Warung Soto Sutri, yang sudah bersama Ibu Sutri hampir 19 tahun.

Pada pukul 09.00 WIB para pekerja akan memulai aktivitasnya, antrean panjang terlihat di antara warung soto Sutri 1. Tak heran ketika mau mampir pada pukul 13.00 WIB atau 16.00 WIB, Anda pasti kecewa lantaran tidak dapat menikmati hidangan Soto Sutri yang lezat itu.

Baca Juga: Jelang Puasa, Billy Syahputra Ajak Hilda Nyekar ke Makam Olga

Agar tak kecewa datanglah pagi hari, sekitar pukul 09.00 WIB, Anda akan menjadi orang pertama yang akan menikmatinya.

Presiden SBY Pernah Mencicipi Soto Sutri
Itu pula yang dilakukan Suara.com yang penasaran ingin mencicipi kelezatan rasa Soto Sutri. Pagi itu saat semangkuk Soto Sutri dihidangkan di meja, kepulan asap dari mangkuk yang berisi Soto Sutri menebarkan aroma begitu semerbak dari bumbu yang kaya rempah, membuat lidah tak sabar untuk melahapnya.

Dari sisi sajian, soto ini terdiri dari tauge kecil, daun bawang, bawang goreng, kerupuk, lalu ada potongan daging sapi dan tentu saja kuah dengan kaldu yang sangat lezat. Rasanya begitu gurih, daging sapi yang digunakan sangat empuk saat menggigitnya, hmm ... lezatosss!

Menyantap soto ini akan semakin mantap rasanya bila ditambah sambal. Uniknya, sambal yang digunakan berbeda dengan soto lainnya, karena terbuat dari campuran cabai dan kacang.

Warung Soto Sutri di Jalan Pramuka, Sokaraja, yang selalu ramai pengunjung. (Suara.com/Somad)

Sambal kacang yang menjadi kekhasan Soto Sutri ini, menurut adik kandung Sutriyah, yaitu Slamet, telah dipakai sejak Soto Sutri berdiri hingga sekarang.

"Dulu sambal kacangnya langsung dimasukkan ke dalam mangkuk soto, namun kini dipisah biar sesuai selera konsumen. Tingkat kepedasannya juga tergantung selera, karena dapat nambah porsi sambal sesukanya," tuturnya merinci.

Ia juga menjelaskan bahwa untuk pembuatan kaldu yang kental berasal dari daging sapi yang direbus dengan jumlah yang banyak. Semakin banyak, menurut Slamet, semakin kental.

”Tergantung kuahnya, dagingnya banyak di kaldu, kental bumbunya, sama kuat dagingnya,” ujarnya sembari melayani pembeli yang sudah antre.

Adapun untuk membuat bumbu kaldunya tidak terlepas dari rempah-rempah seperti bawang, merica, kemiri, kunyit tidak lupa jahenya. Bumbu ini dipertahankan sampai saat ini.

Terhitung sudah hampir 34 tahun, Sutri masih konsisten menjaga rasa soto yang dibuatnya.

Slamet menceritakan, dalam proses penjualan, satu harinya bisa menghabiskan daging rata-rata 100 kg. Itupun tergantung hari, jika dihari libur seperti Sabtu dan Minggu bisa menghabiskan 100 kg daging sapi.

Sedangkan untuk hari biasa pada jam kerja seperti Senin hingga Jumat, menghabiskan 40-60 kg daging. Dari semua itu, Slamet bisa membuat hampir 1000 porsi per harinya.

Sementara untuk harganya, satu porsi Soto Sutri Rp 18.000. Kalau dihitung-hitung harga yang ditawarkan relatif murah dibandingkan dengan rasa sotonya yang begitu menggiurkan dan bikin ketagihan.

Saking lezatnya, rasa Soto Sutri yang melegenda ini populer hingga di kalangan pejabat daerah Banyumas, anggota Kepolisian, jajaran TNI, menteri, bahkan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun pernah datang ke warungnya hanya untuk mencicipi sotonya.

Meski demikian Sutriyah tidak pernah membedakan tamu yang hadir. Menurutnya semua pembeli sama, jadi tidak ada yang diistimewakan.

“Menteri-menteri datang ke sini, tapi ya perlakuannya sama,” tutur Rustinah menjelaskan bagaimana Sutriyah menjalani usaha sotonya. Sungguh mulia hati Ibu Sutri.(Somad)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI