Suara.com - Polistirena atau biasa dikenal styrofoam, merupakan salah satu bahan utama dari berbagai produk yang biasa kita gunakan sehari-hari. Salah satu contoh penggunaan polistirena adalah sebagai kemasan makanan.
Meski ramai digunakan, polistirena kerap dipandang berbahaya bagi lingkungan maupun makanan karena bahan yang dikandungnya.
Tapi menurut seorang dosen dari ITB, Ir. Akhmad Zainal Abidin, M.Sc., Ph. D, 95 persen kandungan polistirena yang digunakan sebagai kemasan makanan hanya udara. "Polistirena busa merupakan zat organik. Unsur yang membentuk polistirena busa adalah karbon, oksigen, dan hidrogen," kara Zainal dalam satu acara di Karawang.
Zainal juga mengatakan bahwa awam terjebak dengan istilah styrofoam. Meski sama-sama putih, dari gabus, dan memiliki unsur ringan, styrofoam dan kemasan makanan dari polistirena atau biasa disebut PS Foam, sangat berbeda.
Baca Juga: Mengangkat Keunikan Kain Nusantara di Ajang Hijab Hunt
PS Foam, kata Zainal, mengandung zat stirena yang juga ada pada makanan yang biasa dikonsumsi, yaitu stroberi, kopi, dan kacang. "Jumlah stirena yang ada dalam kemasan makanan yang terbuat dari polistirena adalah 0 sampai 39 ppm. Jumlah ini sama dengan kandungan dalam kayu manis, daging sapi, biji kopi, stroberi, dan tepung yang kita konsumsi sehari-hari," lanjutnya.
Untuk itu, lelaki yang jadi bagian dari badan usaha LAPI ITB tersebut meyakini bahwa polistirena, dalam hal ini PS Foam, aman digunakan bagi kemasan makanan.
Ia juga percaya jika PS Foam dapat didaur ulang hingga 100 persen. Katanya, semua sampah polistirena dapat dipecah dan didaur ulang menjadi sebuah produk yang baru.