Suara.com - Rama Dauhan, desainer muda lulusan Esmod, salah satu sekolah fesyen di Jakarta, jurusan Fashion Design and Pattern Drafting, baru saja berkolaborasi dengan brand lokal Tanah Air, Inksomnia, mengeluarkan rancangan casual wear dengan konsep unisex apparel yang bertema 'Créé Pour Creer'.
"Ini koleksi yang genderless. Lelaki atau perempuan bisa memakainya tanpa harus susah. Warna yang dipakai juga warna dasar seperti hitam dan putih," kata Rama saat ditemui Suara.com saat pagelaran Créé Pour Creer di Queens Head Kemang, belum lama ini.
Sebagai desainer muda yang sudah 13 tahun terjun ke dunia fesyen, Rama dikenal dengan karya-karya yang unik, berani, melawan arus, namun tetap membumi.
Ini telah menjadi ciri khasnya sejak bergabung dengan brand lokal, XSML, pada 2003 lalu. "Dulu, itu satu-satunya brand lokal di Indonesia," kata Rama.
Baca Juga: Mompreneur The Power Of Emak-Emak Telah Dibuka
Tujuh tahun bersama XSML, Rama kemudian didaulat menjadi perancang untuk brand Danjyo Hiyoji. Namun kebersamaan bersama brand lokal rasa internasional itu hanya bertahan di bawah tiga tahun.
Keluar dari Danjyo Hiyoji, Rama Dauhan banting stir menjalani bisnis di dunia kuliner dengan mengelola Kafe Mangia yang terletak di Jalan Panglima Polim V. "Saya selalu menyukai fesyen dan juga makanan. Kalau dua-duanya bisa dijalani, kenapa tidak," katanya.
Rama Dauhan baru benar-benar fokus kembali terjun ke dunia fesyen pada 2014 dengan membangun Rama Dauhan's Design Studio sebagai creative director.
Kini, ia fokus menghasilkan desain-desain pakaian ready to wear deluxe. Karenanya, Rama lebih fokus menjual hasil rancangannya secara konvensional.
"Untuk online, itu bukan prioritas kami. Harga dari brand Rama Dauhan itu tidak murah, tidak mudah menjual produk secara online jika harga tidak murah. Jadi, treatment penjualan lebih personal. Itu strategi kami," tutupnya.
Baca Juga: Penculik Bayi Berusia 25 Hari di Depok Akhirnya Ditangkap