Suara.com - Sebuah restoran di Cardiff, Wales, menuai kecaman dari warganet karena mengunggah gambar berisi nama, nomor telepon dan alamat surel pelanggannya yang tak datang memenuhi reservasi.
Adalah Bully's Restaurant, yang secara sengaja membagikan data-data pribadi Emily Quinlan kepada hampir 9000 pengikut akun Twitter mereka.
Cuitan tersebut telah dihapus dan pemilik restoran Russell Bullimore mengatakan bahwa pihaknya "tidak akan mengulang drama tersebut".
Tapi bukan berarti tindakan tersebut lolos dari pantauan warganet. Seorang perempuan berkata bahwa tindakan Bully's Restaurant sangat tak pantas.
Baca Juga: Tak Puas, 25 Pelaku Pesta Seks Swinger Ajak Staf Hotel Gabung
"Perilaku yang benar-benar ilegal dan mengejutkan. Seharusnya berpikir sebelum merusak reputasi Anda," tulisnya.
Sementara yang lain menambahkan, "Saya bisa melihat mengapa Anda memiliki kata Bully (pengganggu) dalam nama. Yang harus Anda lakukan jika ada pelanggan yang ingin reservasi meja adalah telpon nomor tersebut dan jika tidak ada jawaban berikan meja kepada pelanggan lain. Sederhana! Bukan bertindak seperti itu, yang Anda lakukan akan kehilangan banyak pelanggan," tambah yang lain.
Perempuan yang diduga Emily Quinlan mencoba membalas cuitan Bully's Restaurant di akun Twitternya. Ia mengakui memiliki masalah darurat hingga tak bisa memenuhi janji reservasi.
"Sepertinya nama restoran Anda cukup pas. Saya memiliki keadaan darurat yang harus saya hadiri dan menelepon untuk membatalkan pemesanan adalah hal yang paling tidak menjadi perhatian saya. Saya akan meneruskan ini ke kantor Komisaris Informasi. Kurangnya profesionalisme dan sopan santun Anda jelas telah membuat Anda kehilangan banyak pelanggan," tulis Emily dilansir news.com.au.
Berbicara kepada Wales Online, pemilik restoran, Russell, mengatakan kerap dirugikan karena reservasi batal tanpa konfirmasi.
Baca Juga: Bikin Merinding, Pijat Ular Boa Berani Coba?
"Anda mencatat pemesanan dan mencoba menelepon mereka kembali dan terkadang Anda mendapatkan konsumen dan terkadang Anda tidak mendapatkannya. Saya kehilangan sekitar 12 orang dalam seminggu yang batal memesan, dan itu sekitar 40 Pound (780 ribu Rupiah) per orang. Dalam setahun, itu bisa bertambah hingga 50.000 Pound (971 juta rupiah)," katanya.