Choirul Mahpuduah, Sosok di Balik Terkenalnya Kampung Kue Rungkut

Senin, 23 April 2018 | 11:12 WIB
Choirul Mahpuduah, Sosok di Balik Terkenalnya Kampung Kue Rungkut
Choirul Mahpuduah, mantan aktivitis buruh yang menggagas Kampung Kue di Rungkut, Surabaya. (Suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Saat itu, saya mendatangi mereka ke rumah satu persatu, banyak yang menolak, tapi prinsip saya ini adalah gerakan perubahan. Jadi, saya fokus saja pada yang menerima. Sampai urunan modalnya Rp50ribu per orang. Kami tiga orang, jadi modal awal waktu itu Rp150 ribu," kenang dia.

Dari sanalah Irul mulai dengan sabar membantu ibu-ibu membuat berbagai kue dengan ilmunya. Nyatanya, semakin banyak warga di sekitarnya yang mulai tertarik ikut. Dari 20 pembuat kue, hingga 60-an pedagang.

Bahkan, kata dia, para bapak yang awalnya bekerja di pabrik, kini fokus membantu istrinya untuk membuat kue, dan nama "Kampung Kue" semakin dikenal dan maju.

Kampung Kue Jadi Terkenal hingga Sekarang
Hal ini berdampak pula pada tingkat produksi yang semakin meningkat. Segmen pasar yang semakin luas, misalnya dari menengah bawah, naik menjadi menengah atas, hingga warga setempat bisa memiliki penghasilannya dan lepas dari lilitan utang.

Baca Juga: Miris, Ada Sekolah SD Beralas Tanah dan Dinding Daun Nipah

Ratusan kue diproduksi dalam sehari, perputaran uang pun, menurut Irul, bisa mencapai puluhan juta rupiah. Namun bukan berarti usahanya ini tanpa kendala.

Irul mengungkapkan, saat ada kenaikan harga bahan pokok, misalnya, harga kue diakuinya mengalami penyesuaian, meski sebisa mungkin kenaikan harganya tak terlalu drastis, sehingga konsumen tetap bisa menerima, dan penjualnya tetap dapat untung.

Kuncinya, lanjut perempuan berjilbab ini, setiap kali menghadapi kendala selalu didiskusikan agar semua masalah bisa diselesaikan dengan baik.

Nah, semakin berkembangnya usaha kue yang dilakukan bersama warga setempat, membuat Irul mulai menggandeng banyak pihak, sponsor dan lain-lain, seperti perusahaan tepung, cokelat dan lainnya. Kerja sama ini dilakukan selain untuk mempermudah untuk mendapatkan bahan-bahan pembuatan kue, juga untuk mendapatkan harga yang lebih murah.

Dengan segala upaya yang dilakukannya ini Irul berharap, "Kampung Kue" gagasannya dapat menginspirasi para perempuan untuk berani berkarya dan memberdayakan masyarakat sekitar sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Baca Juga: MacBook Pro 13 Inci Bermasalah di Baterai, Begini Cara Periksanya

"Menurut saya kekuatan perempuan bisa terlihat saat diberikan kesempatan untuk berbisnis. Kuncinya adalah memulai, yang menentukan adalah proses. Dari proses kita bisa banyak belajar. Bagaimana kita membangun networking, lalu publikasi juga penting," tutup Irul bersemangat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI