Suara.com - Marcos Rodriguez Pantoja, lelaki asal Spanyol yang terkenal karena sempat hidup bersama srigala dan hewan liar lainnya selama 12 tahun, mengaku belum nyaman hidup bersama manusia hingga di usianya kini 72 tahun.
Dijuluki sebagai Mowgli dari Pegunungan Sierra Morena - sesuai nama karakter utama dalam kisah buku "Jungle Book" karya Rudyard Kipling, Pantoja kini tinggal di sebuah rumah kecil di Desa Rante, Provinsi Ourense, Spanyol.
Kepada surat kabar El Pais akhir Maret lalu ia mengaku bahwa kehidupannya lebih susah setelah dipaksa berbaur dengan dunia modern.
"Orang-orang menertawai saya, karena saya tak paham politik atau sepak bola," keluh dia.
Pantoja dilahirkan di Anora, Provinsi Cordoba, pada tahun 1946. Ibunya wafat ketika ia masih berusia 3 tahun. Sementara itu ayahnya pergi meninggalkannya untuk tinggal bersama wanita lain di Fuencalliente.
Ia kemudian dibawa ke gunung untuk membantu seorang penggembala tua yang memelihara 300 hewan. Gembala itu mengajarinya menggunakan api dan cara membuat perkakas. Tapi tak lama kemudian gembala itu meninggal dunia dan meninggalkan Pantoja sendirian pada tahun 1954, di usia 7 tahun.
Tinggal sendirian, Pantoja kemudian hidup bersama srigala di sebuah gua. Ia masih mengingat bagaimana anak-anak serigala itu menerimanya sebagai saudara laki-laki, sementara yang betina memberinya makan dan mengajarinya arti keibuan.
Mereka mengajarinya cara bertahan hidup di alam liar dan berkat mereka pula, ia tahu buah dan jamur mana saja yang aman untuk dimakan. Marcos ingat tidur di gua bersama dengan kelelawar, ular, rusa.
Ia ditemukan oleh Garda Sipil pada usia 19 tahun dan dibawa kembali ke lingkungan manusia. Saat pertama kali ditemukan, ia hanya mendengus seperti binatang.
Setelah masuk ke lingkungan manusia, Pantoja mengaku susah beradaptasi. Hidupnya berantakan dan dia tidak pernah bisa sepenuhnya pulih. Ia pernah ditipu, dilecehkan, dan dieksploitasi oleh bos di sebuah industri perhotelan dan konstruksi.
Pantoja mengaku telah mencoba kembali ke gunung tapi ia seolah sudah tidak diterima lagi oleh para serigala.
"Saya melihat srigala, jadi saya memanggilnya. Tapi dia hanya merespon tanpa mau mendekati saya. Sekarang saya memiliki bau seperti manusia karena memakai cologne," katanya sambil mendesah.
Ia juga melihat ada pondok dan gerbang listrik besar yang dibangun di guanya dulu.
Kasus Pantoja sendir sangat terkenal di dunia. Ia pernah diteliti oleh sejumlah ilmuwan dan beberapa buku serta film dibuat berdasarakan pengalamannya.
Kini Pantoja yang tinggal sendiri, hidup bergantung pada uang pensiunnya yang kecil dan dari donasi yang dikumpulkan oleh kelompok pecinta lingkungan Amig@s das Arbores.
Ia sesekali juga diundang untuk berbicara di sekolah-sekolah, bercerita tentang kecintaannya pada binatang dan pentingnya melestarikan lingkungan.