Suara.com - Nama model Halima Aden mendadak menjadi buah bibir di kalangan industri fesyen, setelah secara resmi ia menjadi model berhijab pertama yang tampil di sampul majalah Vogue Inggris untuk pertama kali dalam 102 tahun sejarahnya.
Hal ini tak lepas dari peran sang editor-in-chief, Edward Enninful, yang lahir di Ghana, dan disebut-sebut sebagai orang pertama dari negara tersebut yang mencapai posisi tersebut.
Enninful dalam kata pengantar editorial terbarunya menjelaskan tentang sangat pentingnya memperjuangkan keberagaman.
Baca Juga: Lolos dari Hukuman Mati di Arab, TKW Masamah Pulang ke Cirebon
Total ada sembilan model yang telah dipilih untuk menjadi model sampul majalah edisi Mei, yang disebut sebagai Pendatang Baru di dunia fesyen.
Di antara daftar model tersebut adalah Halima Aden, 20 tahun, yang menjadi model pertama yang mengenakan hijab di sampul majalah Vogue Inggris sejak majalah ini pertama kali didirikan pada 1916.
Menurut Enninful, inilah peluang bagi sembilan model tersebut untuk memperkenalkan diri mereka ke dunia fesyen.
"Ini adalah momen bagi Vogue untuk melakukan apa yang selalu diyakini terbaik, yaitu menawarkan visi yang berani tentang apa yang masa depan dapat dan harus terlihat seperti apa masa depan tersebut," tulisnya.
“Lima tahun lalu, atau bahkan 10 dan 20 tahun lalu, deretan perempuan muda yang berbeda-beda di sampul majalah Vogue tidak akan dipandang seperti sekarang ini. Inilah salah satu hal positif yang luar biasa dalam industri fesyen masa kini, yaitu merangkul konsep keberagaman," jelas Enninful.
Baca Juga: Poppy Dharsono: Budaya Indonesia Harus Jadi DNA Fesyen Indonesia
“Keragaman bukan sekadar hitam dan putih bagi saya. Ini tentang keragaman di seluruh aspek, apakah itu ras, ukuran tubuh, latar belakang sosio-ekonomi, agama, seksualitas. Itulah yang ingin saya rayakan dengan sampul majalah ini," jelasnya lagi.