Richard beralasan Kota Ambon adalah kota yang unik. Satu-satunya kota di Indonesia, bahkan di dunia yang disebut manis, atau manise, atau lengkapnya, Ambon Manise.
Penyebutan Ambon Manise, ternyata tidak lepas dari adat penyambutan tamu yang begitu ramah. Kalimat 'Tamu Adalah Raja' berlaku di Kota Ambon.
Tidak heran, jika kedatangan para jurnalis di bandara disambut dengan meriah. Dijamu dengan pelayanan yang teramat ramah, bak tamu yang memiliki jabatan tinggi di negeri ini.
"Ini bukan basa basi. Tapi ini sebuah naluriah yang betul-betul keluar dari orang Ambon. Untuk tamu, tidak ada duanya. Soal nanti tamu tinggal di rumah kita, pokoknya the best," ujar Richard.
Orang Ambon tidak ingin tamunya pulang dengan kekecewaan. Tamu pulang harus membawa kesan yang positif, seperti yang dirasakan para jurnalis kala itu.
Selain pelayanan tamu yang begitu ramah, predikat 'manise' juga tak terlepas dari keindahan alamnya yang masih natural. Jauh dari kata kemacetan, apalagi polusi seperti di Jakarta.
Destinasi wisata di Kota Ambon tak kalah bagus dari tempat wisata di kota-kota lain. Salah satunya adalah pantai Natsepa, Pantai Morella atau Pantai Liang. Dan satu lagi, yaitu jembatan merah putih.
"Kalau tadi lewat Jembatan Merah Putih, malam tidak kelihatan. Kalau nanti besok lewat jembatan merah putih, itu baru terlihat indahnya teluk Kota Ambon yang dibelah Jembatan Merah Putih. Itu fenomena yang menjadi ikon kota ini," tutur Richard.
Terakhir, yaitu ciri dari masyarakat Kota Ambon. Richard tak mau orang Ambon disebut hitam manis dengan hidung mancung. Bagi dia, warna kulit orang Ambon, bukan hitam. Tetapi putih tua.
"Orang Ambon itu putih tua. Kalau mau tahu putih tua itu seperti apa, ya itu orang Ambon. Jadi kalau orang bilang orang Ambon hitam manis, nggak. Orang Ambon itu putih tua," kata Richard.