Tren Olahraga Memicu Perempuan Melakukan Bedah Plastik Vagina

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 16 Maret 2018 | 22:00 WIB
Tren Olahraga Memicu Perempuan Melakukan Bedah Plastik Vagina
Ilustrasi kelas bersepeda. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tren spin class atau kelas bersepeda di gym diduga menjadi pemicu meningkatnya permintaan bedah plastik vagina atau yang dikenal sebagai labiaplasty.

Menurut salah seorang ahli bedah, peningkatan permintaan itu berkaitan dengan perempuan yang menjadi lebih sadar akan anatomi vagina mereka saat duduk di atas sepeda stasioner.

Ahli bedah plastik, Dr. David L Cangello, bicara soal prosedur mengurangi labia minora dan / atau labia mayora (lipatan kulit yang mengelilingi bibir vagina) dan bagaimana prosedur labiaplasty ini melonjak 39 persen pada tahun 2016 terkait dengan tren olahraga tertentu, seperti dilansir dari The Independent.

Menurut Dr. Cangello yang melakukan 20 sampai 30 prosedur labiaplasty dalam setahun, "Perempuan yang aktif cenderung menyukai penampilan mereka."

Baca Juga: Ketika Sistem Keamanan Data Registrasi SIM Card Dipertanyakan

Jika sebelumnya alasan perempuan melakukan bedah plastik hanyalah bersifat kosmetik, kini faktor kenyamanan juga berperan besar.

Dr. Cangello memperkirakan permintaannya sebesar 50:50, antara faktor kosmetik dan faktor kenyamanan. “Ini adalah kombinasi dari dua alasan, karena alasan utama para perempuan menginginkan labiaplasty bukanlah ketidaknyamanan, tetapi dimulai dengan persoalan estetika. Kemudian, ketika mereka juga merasa tidak nyaman, mereka pun terdorong untuk mencari cara untuk mengatasinya, yaitu melalui labiaplasty," katanya.

Jadi, kenapa terjadi peningkatan permintaan labiaplasty? Menurut Dr. Cangello, kemungkinan besar karena beberapa faktor. "Nomor satu adalah banyak orang membicarakannya. Dan yang kedua, tren perawatan vagina masa kini sudah berubah," katanya.

"Labiaplasty telah menjadi tren perawatan, dimana para perempuan menginginkan segala sesuatunya bersih, rapi, dan ramping," kata Dr. Cangello.

Dia melanjutkan, "Operasi plastik tidak lagi soal estetika. Sekarang ini, alasannya bisa sesederhana karena perempuan menemukan ketidaknyamanan ketika mereka bersepeda atau melakukan olahraga lainnya.”

Baca Juga: Jelang Lawan Jepang, Bima Panggil 24 Pemain ke Timnas U-19

Tapi sebenarnya, seberapa serius prosedur labiaplasty ini? Meskipun terdengar menyakitkan, menurut Dr. Cangello, prosedur ini relatif sederhana yang dapat dilakukan dengan anestesi lokal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI