10 Makanan yang Bikin Anda Susah Berhenti Mengunyah

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 15 Maret 2018 | 16:19 WIB
10 Makanan yang Bikin Anda Susah Berhenti Mengunyah
Ilustrasi perempuan makan pizza. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Niatnya, cuma ingin makan satu potong cokelat, tapi entah kenapa Anda tak bisa berhenti mengunyah, dan tanpa disadari sudah menyantap satu batang cokelat.

Tenang saja, bukan hanya Anda yang mengalaminya. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa makanan tertentu memang bersifat adiktif dibanding makanan yang lain, sehingga tak heran jika Anda dan beberapa orang lainnya seperti kecanduan saat menyantapnya.

Makanan yang bersifat adiktif ini biasanya kaya akan lemak atau gula (atau keduanya). Periset dari Colorado State University yang melakukan penelitian juga menambahkan bahwa makanan olahan cenderung lebih adiktif dibanding makanan yang bukan olahan.

Makanan-makanan semacam ini bisa dibilang memiliki karakteristik seperti obat terlarang, yaitu dikonsumsi dalam jumlah banyak dan diserap dengan cepat oleh tubuh.

Baca Juga: Jakarta Akan Larang Warganya Menyedot Air Tanah

Jadi, makanan seperti apa yang bisa membuat Anda kecanduan? Ini dia 10 jenis makanan yang paling adiktif, yang perlu Anda waspadai:

1. Pizza
2. Cokelat
3. Kentang goreng
4. Biskuit
5. Es krim
6. Keripik
7. Burger keju
8. Minuman bersoda
9. Kue
10. Keju

Nah, setelah tahu daftar 10 makanan yang paling adiktif, apa yang bisa Anda lakukan?

Menurut para peneliti, sebagian besar makanan ini tinggi lemak dan cenderung menaikkan gula darah dengan cepat. Jadi, cobalah untuk menghindari dan memilih makanan yang memiliki efek kebalikannya, yaitu makanan bukan olahan dan hanya sedikit mengandung lemak. Apa saja?

1. Mentimun
2. Wortel
3. Kacang-kacangan
4. Apel
5. Beras merah
6. Brokoli
7. Pisang
8. Salmon
9. Jagung
10. Stroberi

Baca Juga: Kata Mey Chan soal Rencana Maia Estianty Nikah Lagi

Dr. Nicole Avena, salah satu rekan penulis studi dan asisten profesor farmakologi dan sistem terapeutik, mengatakan "Ini bisa membantu mengubah cara kita dalam menangani obesitas. Ini mungkin bukan sekadar 'mengurangi' makanan tertentu, tapi menerapkan metode yang sama seperti yang digunakan untuk mengurangi rokok, alkohol, dan narkoba."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI