Suara.com - Perubahan cuaca nampaknya turut berpengaruh pada suasana hati. Saat cuaca memanas dan matahari menampakkan dirinya, banyak pasangan yang tinggal di negara empat musim memilih untuk 'break up' alias putus cinta sementara waktu.
Menurut psikolog Dr Danielle Forshee, peralihan musim dari dingin, semi, ke panas membuat pasangan yang sebelumnya menjalin hubungan merasa ingin lebih banyak menghabiskan waktu di luar seiring dengan meningkatnya cuaca hangat.
"Ketika musim dingin, tubuh memproduksi lebih banyak melatonin, hormon yang merespon kegelapan dan membuat Anda lelah, serta menekan produksi serotonin yang membuat kita kurang merasa bahagia," ujar Forshee seperti dilansir dari laman Independent.
Pada musim dingin tersebut, biasanya banyak orang yang memilih menghabiskan waktu dengan pasangannya untuk merasa lebih tenang dan mendapatkan kebahagiaan.
Baca Juga: Putus Cinta, Baim Wong Renungi Jodohnya di YouTube
Sebaliknya, saat musim panas tiba dan sinar matahari mulai memberikan kehangatan, otak kata Forshee akan menghasilkan sedikit melatonin dan lebih banyak serotonin sehingga Anda merasa lebih bahagia dan menganggap tidak perlu berada di sekitar orang untuk memberi rasa aman dan bahagia.
"Kabar baiknya, putus saat musim panas tiba adalah waktu yang paling cepat untuk 'move on' karena Anda bisa lebih sering bersosialisasi dengan lebih banyak orang sehingga lebih mudah pula bahagia," tambah dia.
Penjelasan Forshee bukan sebatas kebetulan saja, karena Facebook juga menunjukkan data yang dihimpun pada 2010, dimana lonjakan perubahan status dari berhubungan ke putus cinta pada akun penggunanya melonjak dalam minggu-minggu peralihan dari musim dingin ke semi, bahkan ke musim panas.