Suara.com - Di tengah gempuran budaya Barat, masih ada sekelumit anak bangsa yang memiliki kepedulian untuk melestarikan warisan budaya leluhur, baik berupa bangunan bersejarah hingga kesenian tradisional, yang menamakan diri sebagai Komunitas Jelajah Budaya.
Kartum Setiawan, sang pendiri, mengatakan komunitas ini berdiri sejak 17 Agustus 2003 bersama rekan-rekannya semasa kuliah sebagai bentuk keprihatinan terhadap kurangnya perhatian dan apresiasi masyarakat terhadap tempat-tempat bersejarah di sekitar tempat tinggalnya.
"Kita awalnya ingin mengajak masyarakat untuk mengenal sejarah, terutama sejarah kota-kota ramai yang ada di Indonesia. Terutama di Jakarta, banyak masyarakat yang belum tahu bangunan heritage dan sejarahnya. Padahal penamaan di suatu daerah itu ada hubungannya dengan sejarah, seperti Kampung Bandan, Pekojan, dan lainnya," ujar Kartum pada Suara.com, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Kata Ivan Gunawan Soal Fesyen Cetar Syahrini
Salah satu bentuk kegiatan Komunitas Jelajah Budaya meliputi Jelajah Kota Toea, Night Time Journey at Museum, diskusi sejarah dan budaya, hingga jelajah budaya di kota-kota lainnya selain Jakarta. Masyarakat yang ingin berlibur sekaligus menambah wawasan hanya perlu membayar biaya tur mulai dari Rp50 ribu per perjalanan.
Beberapa waktu lalu, Suara.com pun diajak mengikuti tur bertajuk Jelajah Kota Toea: Cap Go Meh in China Town. Ada sekitar 150 orang yang bergabung dan dibagi menjadi tiga kelompok untuk mengitari tempat-tempat bersejarah di kampung pecinan, Glodok.
Masing-masing kelompok dikepalai oleh seorang pemandu tur dari Komunitas Jelajah Budaya, salah satunya Kartum Setiawan. Dengan biaya sekitar Rp50 ribu, selain mendapat kertas berisi ulasan singkat mengenai tempat-tempat bersejarah yang akan dikunjungi, peserta juga akan diberi 'name tag' sehingga lebih mudah dikenali oleh pemandu tur.
Dari ratusan peserta yang mengikuti tur ini ada beberapa di antaranya yang telah berkali-kali mengikuti kegiatan yang dilakukan Komunitas Jelajah Budaya. Salah satunya, Kathrine. Perempuan berusia 48 tahun yang tinggal di Kemayoran ini mengatakan bahwa dirinya sudah 10 kali mengikuti tur yang diadakan KJB.
Baca Juga: Terus Bikin Gol, Salah Jadi Pemain Terbaik Inggris bulan Februari
Menurut dia, berplesir ke tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah membuat kegiatan liburannya menjadi lebih berkesan. Ia juga bisa menyampaikan kembali cerita sejarah dari tempat-tempat yang dikunjunginya saat tur pada buah hatinya.