Suara.com - Kita mungkin berpikir bahwa ponsel pintar atau smartphone telah membuat penggunanya menjadi antisosial.
Tapi, menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Frontiers in Psychology, kecanduan smartphone merupakan ciri sifat hipersosial, bukan antisosial.
"Ada banyak kepanikan seputar topik ini. Kami mencoba untuk menawarkan kabar baik dan menunjukkan bahwa interaksi manusia itu adiktif dan ada cukup banyak solusi sederhana untuk mengatasi hal ini," kata Samuel Veissiere, dari McGill University di Kanada.
Veissiere mengatakan, orang-orang yang tidak mampu hidup tanpa ponselnya selama lebih dari beberapa menit dan terus-menerus mengirim teks atau memeriksa apa yang ada di media sosial bukanlah contoh dari perilaku antisosial yang disebabkan oleh kecanduan smartphone.
Baca Juga: Bersejarah, Donald Trump Mau Bertemu Kim Jong Un pada Mei 2018
Keinginan untuk melihat dan memantau orang lain serta keinginan untuk dilihat dan dipantau oleh orang lain, kata Veissiere, adalah bagian dari sifat hipersosial.
Ini juga merupakan cara bagi pengguna ponsel pintar untuk menemukan makna, tujuan, dan identitas.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kebijakan di tempat kerja mengenai aturan mengirim surel dengan memberikan larangan mengirim surel pada malam dan akhir pekan sangat penting.
"Daripada mulai mengatur perusahaan teknologi atau penggunaan perangkat ini, baiknya kita perlu mulai berdiskusi tentang cara yang tepat untuk menggunakan smartphone. Orang tua dan guru perlu disadari betapa pentingnya hal ini," tutup Veissiere.
Baca Juga: Nature Republic Buka Gerai Baru, Ribuan Pengunjung Rela Antri